Amran mengungkapkan jika ia sempat diperingatkan agar berhati-hati karena berhadapan dengan "orang-orang besar" yang diduga terlibat dalam praktik curang tata niaga dan distribusi beras.
Namun ia tetap akan melanjutkan investigasi kasus kecurangan beras komersial di mana ditemukan banyak sekali kecurangan pada pengemasan dan penjualan beras-beras kemasan yang dilakukan oleh para mafia beras.
”Saya bilang ini perintah Bapak Presiden untuk selesaikan yang korupsi dan mafia diberesin. Saya bilang, siap Bapak Presiden, akhirnya kami tindak lanjuti,” kata Amran sebagaimana dilansir dari Antara, Jumat (4/7/2025).
Pernyataan serupa juga pernah disampaikan oleh Mentan pada puncak Hari Krida Pertanian (HKP) Ke-53 Tahun 2025 di Jakarta, Senin (30/6/2025) lalu.
Kala itu, ia juga menegaskan tekadnya untuk tak gentar membongkar kecurangan beras dan siap menghadapi serangan demi keadilan, petani, harga yang wajar, serta ketahanan pangan nasional.
”Kami tidak peduli yang penting kami di posisi membela rakyat Indonesia, membela petani Indonesia, membela yang ada di level bawah. Kami siap segala risiko, kami siap tanggung,” tegasnya.
Murianews, Jakarta – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dirinya tak gentar menghadapi intimidasi dalam upayanya mengungkap praktik kecurangan beras yang merugikan masyarakat. Mentan Amran menyebut ini menjadi ancaman serius ketahanan pangan nasional.
Amran mengungkapkan jika ia sempat diperingatkan agar berhati-hati karena berhadapan dengan "orang-orang besar" yang diduga terlibat dalam praktik curang tata niaga dan distribusi beras.
Namun ia tetap akan melanjutkan investigasi kasus kecurangan beras komersial di mana ditemukan banyak sekali kecurangan pada pengemasan dan penjualan beras-beras kemasan yang dilakukan oleh para mafia beras.
Mentan Amran tetap melangkah tegas. Ia meyakini ini adalah amanat langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas korupsi dan mafia pangan hingga ke akar-akarnya.
”Saya bilang ini perintah Bapak Presiden untuk selesaikan yang korupsi dan mafia diberesin. Saya bilang, siap Bapak Presiden, akhirnya kami tindak lanjuti,” kata Amran sebagaimana dilansir dari Antara, Jumat (4/7/2025).
Pernyataan serupa juga pernah disampaikan oleh Mentan pada puncak Hari Krida Pertanian (HKP) Ke-53 Tahun 2025 di Jakarta, Senin (30/6/2025) lalu.
Kala itu, ia juga menegaskan tekadnya untuk tak gentar membongkar kecurangan beras dan siap menghadapi serangan demi keadilan, petani, harga yang wajar, serta ketahanan pangan nasional.
”Kami tidak peduli yang penting kami di posisi membela rakyat Indonesia, membela petani Indonesia, membela yang ada di level bawah. Kami siap segala risiko, kami siap tanggung,” tegasnya.
Sampel temuan...
Mentan Amran menegaskan dedikasinya untuk membela petani, penyuluh, dan masyarakat kecil tanpa rasa takut terhadap risiko. Ia menyatakan semua langkahnya didedikasikan sepenuhnya untuk Merah Putih dan bangsa Indonesia.
”Tidak boleh kita biarkan, aku tahu ini risikonya besar, kami mulai diserang. Tidak masalah, jiwa ragaku untuk Merah Putih, kami siap untuk Merah Putih,” ujarnya. I
a juga berbagi pengalaman masa kecilnya yang terpaksa makan beras dicampur pisang karena harga beras melambung, sebuah kondisi yang ia tak ingin terulang kembali bagi rakyat Indonesia saat ini.
”Kami pernah makan beras dicampur dengan pisang. Karena beras mahal pada saat itu. Kami pernah merasakan, kami tidak ingin terulang hal yang tidak baik untuk saudara-saudara kita seluruh Indonesia,” tegasnya.
Diketahui, berdasarkan hasil temuan pada beras premium dengan sampel 136, ditemukan 85,56 persen tidak sesuai ketentuan; 59,78 persen tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET); serta 21,66 persen tidak seusai berat kemasan.
Lalu, temuan pada beras medium dengan sampel 76 merek ditemukan 88,24 persen tidak sesuai mutu beras; 95,12 persen tidak sesuai HET; serta 9,38 persen tidak seusai berat kemasan. Pelanggaran itu ditemukan terhadap 212 merek beras.