Jumat, 21 November 2025

Meski memang, mulai banyak kalimat yang membuatnya kepikiran meski hanya sepintas saja untuk terus mengembangkan aplikasi tersebut.

”Ada yang berkata ngopo to kok nambahi gawean wae (Kenapa mau nambah kerjaan), tapi saya tidak mempermasalahkan itu. kalau orang lain memiliki persepsi demikian ya silahkan, tapi saya tidak,” tekannya.

Bagi Lilik, menjadi orang yang dipercaya siswa meski secara tidak langsung adalah sebuah kebahagian tersendiri. Apalagi, dia kini sudah dikontrak oleh negeri untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, ia ingin semaksimal mungkin mengabdi di bidang yang ia geluti kini.

”Senang rasanya anak punya sebuah ruang digital di mana mereka bisa bebas bercerita, bebas berkeluhkesah yang mana itu secara langsung akan mengubah pola bermedia sosial mereka. Yang awalnya curhat di media sosial, kini tak jarang mereka bilang Ndung-Ndung (Si Andung Esmaku), aku mau curhat di aplikasi,” katanya.

Melihat potensi yang besar ini, tak jarang aplikasi Si Andung diikutkan dalam lomba-lomba inovasi. Hasilnya pun cukup menggembirakan. Mulai dari juara kedua di tingkat kabupaten, hingga menjadi satu-satunya terobosan aplikasi dari SMP yang bisa tembus ke finalis KIPP nasional.

SMPN 5 Kudus juga gerak cepat dalam mematenkan aplikasi ini. Mereka mendaftarkan si Andung Esmaku di Kementerian Hukum untuk memperoleh hak cipta dengan nomor EC002025122508.

Berkat Si Andung juga, SMPN 5 sudah dua kali ini mendapat kunjungan dari Kementerian Pendidikan yang waktu itu bernama Kemendikbud.

”Tentu senang, kami menerima kunjungan dari pusat. Dari tujuan awal yang ingin menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman untuk anak curhat, kini bisa merembet manfaatnya ke mana-mana. Baik untuk anaknya, orang tuanya dan kami sebagai gurunya,” sambung Lilik.

Ia pun masih berandai bisa mengembangkan aplikasi Si Andung menjadi aplikasi yang lebih kompleks dan lebih bermanfaat lagi.

Tak sekedar ruang digital...  

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler