Jumat, 21 November 2025

Siswa-siswi, mengunggah karya-karya bertema praktik anti bullying di media sosialnya masing-masing. Kemudian postingan tersebut dikolaborasikan dengan akun resmi dari SMPN 5 Kudus.

Setelah hal tersebut selesai, mereka ceritakan apa saja yang dilakukannya sebagai bentuk berbagi praktik baik di aplikasi.

Atau bisa juga, anak hanya menceritakan apa saja hal baik yang pernah dia lakukan selama di lingkungan sekolah, kemudian dari pihak admin yaitu guru BK memberikan tanggapan berupa apresiasi baik.

”Tujuannya ya untuk memotivasi anak-anak supaya bisa berbuat hal-hal baik yang bermanfaat, juga bisa lebih bijak menggunakan media sosialnya,” ujarnya.

Belum cukup sampai di situ, pihaknya juga ikut menambahkan fitur bagi wali murid. Nyatanya, pemecahan masalah siswa tidak lepas dari peran orang tua. Apabila membutuhkan penanganan serius, para orang tua juga perlu tahu apa yang sedang dihadapi buah hatinya.

Ataupun jika tidak demikian, orang tua juga bisa berkonsultasi mengenai perkembangan anaknya di sekolah. Mirip seperti konseling pada umumnya, namun ini di dalam ruang digital yang orang tua juga bisa memanfaatkannya untuk memantau perkembangan anaknya lebih intens.

Mereka diberi akun khusus untuk wali murid. Sehingga tetap ada rasa aman karena privasi yang terjaga.

 Ruang digital ini pun berhasil memberi dampak ke dunia nyata, setidaknya untuk saat ini. Tujuan pencegahan dan menekan angka perundungan sudah memberi dampak. Lilik menyebut dirinya cukup puas dengan pencapaian Si Andung Esmaku.

Nambahi gawe...  

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler