Jumat, 21 November 2025

Tahun 2023, aplikasi Si Andung Esmaku mulai diterima dan dimanfaatkan para siswa. Mereka mulai mengadu, curhat atau hanya sekedar mencoba aplikasi tersebut. Seratusan lebih aduan, tercatat pada tahun pertamanya.

Maintenance tiap semester kita evaluasi. Di awal, anak-anak awalnya dibatasi maksimal bisa curhat atau mengadukan sekitar tiga kali, namun terus kami perbaharui dan kami upgrade lagi,” sambungnya.

Hingga di tahun ini, hampir genap tiga tahun aplikasi berjalan, aplikasi Si Andung Esmaku mulai mendapat hati siswa-siswi. Yang awalnya hanya seratusan aduan, kemudian meningkat menjadi dua ratusan, lalu tiga ratusan tiap semesternya.

Pertumbuhan pengguna juga pesat terjadi, seiring dengan mudahnya akses login Si Andung Esemaku ini. Meski memang, di tiap tahunnya akan ada pengurangan jumlah user karena siswa-siswi kelas sembilan yang sudah lulus, akunnya akan dihapus oleh admin pengelola.

”Mereka kini pakai NISN untuk masuk ke aplikasi, jadi cukup mudah dan tidak ribet. Karena memang tujuan awalnya adalah menciptakan ruang digital yang ramah dan aman bagi anak untuk bercerita masalah sehari-harinya,” tambah lilik.

Makin banyak user, makin banyak pula aduan dari anak-anak didiknya. Mulai dari yang sepele, hingga yang membutuhkan bimbingan konseling lanjutan secara tatap muka. Satu tujuannya tercapai, anak bisa terbuka dengan masalahnya dan pemecahan masalah bisa dilakukan secepatnya.

”Ada yang curhat meminta saran tentang bagaimana mengatur waktu belajar, ada juga yang curhat kalau si anak ini kerap dipanggil dengan nama orang tuanya. Kalau bullying, sejauh ini dan semoga tidak sampai terjadi ya, belum ada yang berat,” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, ruang digital inipun dikembangkan kembali. Ditambahkanlah fitur berbagi praktik baik. Memang bukan seperti platform media sosial lainnya. Fitur ini masih bergantung pada media sosial mainstream seperti TikTok, YouTube, Instagram, X hingga Facebook.

Fitur Wali Murid...  

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler