Debat Capres, Anies Langsung Serang Prabowo
Budi Santoso
Minggu, 7 Januari 2024 20:48:00
Murianews, Kudus – Acara debat Capres ke-3 Pilpres 2024 berlangsung dengan lebih terbuka. Masing-masing capres bahkan berani secara terang-terangan menyerang capres lainnya.
Debat Capres ke-3 digelar KPU RI di Istora Senayan Jakarta, Minggu (7/1/2024) malam WIB. Dalam debat ini mengusung tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Pada debat Capres ke-3, Capres Anies Baswedan bahkan langsung membuka serangan telak, di sesi penyampaian visi misi. Anies dengan terang-terangan menyerang pemerintah saat ini dan rivalnya Prabowo Subianto yang masih menjadi bagian dari pemerintah saat ini.
Dalam sesi penyampaian visi misi, Capres Ganjar Pranowo mendapatkan kesempatan pertama. Mantan Gubernur Jawa Tengah, ini menyebut politik Luar negeri adalah alat negosiasi dengan dunia luar.
Kepentingan nasional dalam hal ini tetap menjadi yang utama dalam melakukan politik luar negeri itu. Karena itu perlu ada re-devinisi mengenai Politik Luar negeri yang sesuai perkembangan zaman.
Ganjar juga menyebut pertahanan harus terus didorog dengan penerapan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta dilapisi dengan pertahanan berlapis-lapis. Perlu dilakukan perubahan gelar pasukan karena IKN akan menjadi grafitasi baru bagi bagi Indonesia.
“Kemenhan butuh anggaran 1-2 persen dari total PDB, untuk bisa memperkuat pertahanan. Reformasi kepolisian harus dilakukan terutama untuk masalah cyber,” ujar Ganjar Pranowo.
Memasuki giliran kedua, Anies Baswedan yang mendapatkan kesempatan langsung mengeluarkan serangan pedas bagi Prabowo Subianto dan pemerintahan Jokowi. Capres nomor urut 1 ini menyebut Indonesia harus menjadi pelaku percaturan global.
Bukan hanya menjadi penonton tapi penentu perdamaian, dan harus menjadi penentu perdamaian di level dunia. Presiden harus menjadi panglima diplomasi dan tidak hanya hadir seremonial di acara internasional, tapi memperjuangan kemerdekaan di seluruh dunia.
“Ancaman saat ini bukan pada masalah serangan militer. Namun lebih banyak pada soal virus, hacker, perempuan dan ancaman perdagangan manusia, Narkoba, pencurian ikan, pasir, menandakan kita kebobolan,” ujarnya.
“Kemenhan dibobol hacker ini menjadi ironi. Anggaran 700 Triliun tidak digunakan untuk menanngai masalah itu dan malah hanya digunakan membeli alusista bekas. Disaat tentara separuh tidak punya rumah dinas. Tapi Menhan punya 340 hektar. Foot Estate Singkong hanya menguntungkan kroni. Butuh Perubahan,” tambahnya.
Prabowo Subianto yang mendapatkan giliran terakhir, dan sepertinya terpancing dengan serangan-serangan yang dilancarkan Anies Baswedan. Dalam visis misinya, Prabowo bertekad akan kembali pada tujuan Negara sesuai UUD 45.
Tujuan nasional pertahanan adalah melindungi Indonesia dan Tumpah darah Indonesia. Indonesia besar dan sangat besar, sejak dulu banyak bangsa lain yang datang untuk mencuri dan menghasut.
Sampai Indonesia sudah Merdeka, masih saja usaha seperti itu terjadi. Karena itu kekayaan itu harus dijaga dan dikelola.
Politik bebas aktif, tidak ikut blok, akan diteruskan untuk mengamankan pertahanan adalah warisan para pendiri negara yang akan diteruskannya. Selanjutnya Prabowo juga bertekad harus memiliki pertahanan yang kuat.
“Ada yang berkata tidak objektif, didorong ambisi yang berlebihan (Menyindiri Anies Baswedan). Tapi saya tetap meyakini, dengan pertahanan yang kuat, Indonesia akan dihormati. Kekuatan negara adalah kekuatan militer. Tidak bisa tidak Indonesia harus kuat,” tegasnya.
Murianews, Kudus – Acara debat Capres ke-3 Pilpres 2024 berlangsung dengan lebih terbuka. Masing-masing capres bahkan berani secara terang-terangan menyerang capres lainnya.
Debat Capres ke-3 digelar KPU RI di Istora Senayan Jakarta, Minggu (7/1/2024) malam WIB. Dalam debat ini mengusung tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Pada debat Capres ke-3, Capres Anies Baswedan bahkan langsung membuka serangan telak, di sesi penyampaian visi misi. Anies dengan terang-terangan menyerang pemerintah saat ini dan rivalnya Prabowo Subianto yang masih menjadi bagian dari pemerintah saat ini.
Dalam sesi penyampaian visi misi, Capres Ganjar Pranowo mendapatkan kesempatan pertama. Mantan Gubernur Jawa Tengah, ini menyebut politik Luar negeri adalah alat negosiasi dengan dunia luar.
Kepentingan nasional dalam hal ini tetap menjadi yang utama dalam melakukan politik luar negeri itu. Karena itu perlu ada re-devinisi mengenai Politik Luar negeri yang sesuai perkembangan zaman.
Ganjar juga menyebut pertahanan harus terus didorog dengan penerapan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta dilapisi dengan pertahanan berlapis-lapis. Perlu dilakukan perubahan gelar pasukan karena IKN akan menjadi grafitasi baru bagi bagi Indonesia.
“Kemenhan butuh anggaran 1-2 persen dari total PDB, untuk bisa memperkuat pertahanan. Reformasi kepolisian harus dilakukan terutama untuk masalah cyber,” ujar Ganjar Pranowo.
Memasuki giliran kedua, Anies Baswedan yang mendapatkan kesempatan langsung mengeluarkan serangan pedas bagi Prabowo Subianto dan pemerintahan Jokowi. Capres nomor urut 1 ini menyebut Indonesia harus menjadi pelaku percaturan global.
Bukan hanya menjadi penonton tapi penentu perdamaian, dan harus menjadi penentu perdamaian di level dunia. Presiden harus menjadi panglima diplomasi dan tidak hanya hadir seremonial di acara internasional, tapi memperjuangan kemerdekaan di seluruh dunia.
“Ancaman saat ini bukan pada masalah serangan militer. Namun lebih banyak pada soal virus, hacker, perempuan dan ancaman perdagangan manusia, Narkoba, pencurian ikan, pasir, menandakan kita kebobolan,” ujarnya.
“Kemenhan dibobol hacker ini menjadi ironi. Anggaran 700 Triliun tidak digunakan untuk menanngai masalah itu dan malah hanya digunakan membeli alusista bekas. Disaat tentara separuh tidak punya rumah dinas. Tapi Menhan punya 340 hektar. Foot Estate Singkong hanya menguntungkan kroni. Butuh Perubahan,” tambahnya.
Prabowo Subianto yang mendapatkan giliran terakhir, dan sepertinya terpancing dengan serangan-serangan yang dilancarkan Anies Baswedan. Dalam visis misinya, Prabowo bertekad akan kembali pada tujuan Negara sesuai UUD 45.
Tujuan nasional pertahanan adalah melindungi Indonesia dan Tumpah darah Indonesia. Indonesia besar dan sangat besar, sejak dulu banyak bangsa lain yang datang untuk mencuri dan menghasut.
Sampai Indonesia sudah Merdeka, masih saja usaha seperti itu terjadi. Karena itu kekayaan itu harus dijaga dan dikelola.
Politik bebas aktif, tidak ikut blok, akan diteruskan untuk mengamankan pertahanan adalah warisan para pendiri negara yang akan diteruskannya. Selanjutnya Prabowo juga bertekad harus memiliki pertahanan yang kuat.
“Ada yang berkata tidak objektif, didorong ambisi yang berlebihan (Menyindiri Anies Baswedan). Tapi saya tetap meyakini, dengan pertahanan yang kuat, Indonesia akan dihormati. Kekuatan negara adalah kekuatan militer. Tidak bisa tidak Indonesia harus kuat,” tegasnya.