Waduk Wilalung, Bendungan Berusia Lebih dari Seratus Tahun
Budi Santoso
Rabu, 7 Februari 2024 20:17:00
Murianews, Kudus – Waduk Wilalung atau Bendung Wilalung, yang berada di Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ternyata berusia lebih dari 100 tahun. Meski demikian fungsi dan kegunaannya masih tetap berjalan.
Menyusul kejadian banjir Grobogan, nama Waduk Wilalung kini kerap disebut oleh banyak orang. Waduk atau bendungan ini memegang peran penting, terhadap keamanan kabupaten Kudus dan Pati, dari ancaman banjir.
Sebagai bagian dari sistem pengendali banjir di Jawa Tengah, keberadaan Waduk Wilalung sangat penting sejak ratusan tahun. Bagunan ini, seperti dilansir dari banyak sumber, dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahu 1916.
Masyarakat Kudus dan sekitarnya mengenal bangunan ini dengan berbagai sebutan. Diantaranya ada yang menyebut sebagai Pintu Air Wilalung, Kedung Wilalung, Bendung Wilalung, atau Pintu Banjir Wilalung.
Bangunan ini, jika dilihat dari tahun pembangunannya, tentulah masuk dalam bangunan bersejarah yang perlu dilestarikan. Namun lebih dari itu, fungsi dan kegunannya masih dibutuhkan, membuat Waduk Wilalung harus dipertahankan dengan baik.
Bagi masyarakat Undaan, di Kabupaten Kudus, Waduk Wilalung akan selalu menjadi pusat perhatian disaat musim penghujan tiba. Karena dari pintu-pintu air yang ada di Waduk Wialung inilah, saluran air di sepanjang Undaan dipertaruhkan.
Pada musim penghujan yang saat ini mulai terjadi, kedatangan air dalam jumlah besar dari wilayah hulu telah menimbulkan kekhawatiran. Menyusul banjir Grobogan, membuat semua pemangku kebijakan di wilayah sekitar Kabupaten Grobogan, harus waspada.
Dari data teknis yang banyak disebut, pintu air Wilalung memiliki kemampuan menampung debit aliran sebesar 1.350 m3/det. Rinciannya, dilewatkan pada dua pintu yang mengarah ke Sungai Wulan sebesar 350 m3/det . Kemudian yang dilewatkan ke sembilan pintu arah Sungai Juwana sebesar 1.000 m3/det.
Pada saat ini, Waduk Wilalung yang sudah berusia seratus tahun lebih, secara teknis masih berfungsi. Namun demikian, dari informasi yang beredar, dari 9 pintu yan mengarah ke Sungai Juwana, saat ini hanya 4 buah pintu yang dapat dioperasionalkan dengan baik.
Sementara 5 pintu air lainnya disebutkan mengalami kerusakan. Informasi ini masih perlu mendapatkan konfirmasi dari pihak berwenang.



