Rabu, 19 November 2025

Prof Agus Pramono asal Banten menambahkan ada sisi negatif dari perkembangan tehnologi seperti penggunaan gawai. Dia menyebut penggunaan gawai yang berkepanjangan memiliki dampak radiasi yang berdampak buruk pada perkembangan kognitif.

“Transisi ke revolusi 4.0 nantinya juga dapat mengancam. Banyak pekerjaan yang sudah dilakukan secara digital dan tidak lagi dilakukan manusia. Lahan pekerjaan akan semakin sulit, tenaga kerja akan tereduksi, dan hal itu akan berdampak hubungan antar manusia semakin jarang dan tidak butuh sosialisasi ataupun kerjasama,” tambahnya.

Untuk mengatasi itu, Kiai Nawawi Cholil asal Rembang mengingatkan pentingnya ilmu. Dia menyebut ilmu menjadi salah satu dari empat rizki yang Tuhan berikan. Selain itu hal terpenting adalah bagaimana manusia memiliki rasa.

“Ada empat rizki. Pertama adalah diberi ridha. Jika sudah mendapatkan ridhanya Allah pasti akan menjadi manusia yang paling manusia. Kemudian ilmu. Kalau punya ilmu juga akan menjadi manusia. Karena akan sombong kalau orang tidak mau belajar lagi. Meskipun sudah menganggap dirinya pintar,” ujarnya.

Sementara Dr. Abdul Jalil menambahkan salah satu cara untuk tetap menjadi manusia adalah dengan bertanya ke orang lain. Proses perenungan diperlukan untuk selalu menjadi pengingat.

“Meskipun bicara kemanusiaan, manusia selalu memiliki konsep yang berbeda-beda dan yang dianggapnya benar sendiri. Sekarang ini justru yang penting adalah bagaimana kemanusiaan pada tahun mendatang harus dilakukan. Generasi lama dan generasi muda sekarang ini harus banyak berembug bersama untuk menghadapi tantangan kemajuan tehnologi namun tidak meninggalkan kemanusiaan,” harapnya.

Topik yang menarik tersebut membuat ngaji budaya Suluk Maleman yang digelar di Rumah Adab Indonesia Mulia kian hangat. Terlebih musik Sampak GusUran juga memeriahkan jalannya acara yang diikuti ratusan orang yang hadir langsung maupun melalui platform media sosial tersebut.

Komentar

Terpopuler