Rabu, 19 November 2025

Yoon Suk Yeol juga menegaskan, keputusannya untuk bekerja sama adalah upaya untuk menghindari kekerasan selama proses penangkapan. Situasi ini menjadikan Korea Selatan diliputi ketegangan politik dalam negeri.

"Sebagai seorang presiden yang bertanggung jawab melindungi konstitusi dan sistem hukum Korea Selatan, saya menolak prosedur ilegal ini," ujar Yoon dalam pernyataannya.

Penangkapan Yoon Suk Yeol pada akhirnya memicu gelombang demonstrasi di Seoul. Baik yang dilakukn pendukung Yoon maupun dari penentangnya. Para pendukung presiden, yang dikenal sebagai konservatif garis keras dan sekutu setia Amerika Serikat, mengecam penangkapan ini sebagai “pemakzulan tidak sah”.

Di sisi lain, kelompok oposisi menyerukan agar Yoon segera mengundurkan diri dan mempertanggungjawabkan tindakannya. Penahanan Yoon menambah krisis politik yang melanda Korea Selatan.

Dalam beberapa minggu terakhir, parlemen juga memilih untuk memakzulkan perdana menteri dan penjabat presiden Han Duck-soo. Menteri Keuangan Choi Sang-mok kini bertindak sebagai penjabat presiden sementara negara, menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi atas status Yoon.

Sidang pemakzulan Yoon Suk Yeol sudah dimulai pada Selasa (14/1/2025), tetapi dihentikan hanya dalam beberapa menit karena ketidakhadiran presiden. Mahkamah Konstitusi telah berjanji untuk mempercepat proses ini, yang diperkirakan akan memakan waktu hingga enam bulan.

Nasib Yoon Suk Yeol kini bergantung pada keputusan pengadilan dan Mahkamah Konstitusi. Apakah presiden kontroversial ini akan tetap berkuasa atau dicopot dari jabatannya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler