Rabu, 19 November 2025



Sekarang ini masyarakat banyak dihadapkan dengan ironi dan dilema. Kebakaran besar di L.A. misalnya. Karena masyarakat dunia sedang menyorot peran besar pemerintah Amerika dalam genosida di Palestina; akibatnya simpati terhadap kejadian ini cenderung sepi atau bahkan nihil.

Itu bisa dilihat dari tak adanya tagar Pray For L.A. yang bersliweran di media sosial. Sebagian bahkan menganggap bahwa kejadian tersebut adalah hukuman bagi pemerintah Amerika.

Dalam acara yang bertajuk ‘Meniti Langit, Menapak Bumi’ tersebut, Anis kembali menegaskan pentingnya manusia untuk menyadari bahwa sejatinya dia adalah mahluk ruhani yang berada di alam jasmani.

Semua peristiwa yang terjadi sekarang pada dasarnya hanya menegaskan bahwa kesadaran tersebut telah tergerus. Karena peradaban hampir sepenuhnya dikendalikan oleh kepentingan jasmani.

Anis kemudian mengutip pendapat yang menyebut bahwa ada pola yang berulang dalam sejarah peradaban manusia. Semakin maju capaian teknologi sebuah peradaban maka akan semakin jebol moralitas manusianya. Hal itu setidaknya bisa dirasakan saat ini.

"Sistem pendidikan sebagai lembaga transmisi pengetahuan, lebih berorientasi ke soal jasmani dengan turunannya yang bersifat duniawi; dan luput dari tugas utamanya untuk mengantar manusia menemukan fitrah kemanusiaannya. Akibatnya kejahatan terbesar adalah kejahatan kerah putih, yang dilakukan oleh kalangan elite terpelajar. Ironisnya, karena berulang, kemudian malah dianggap normal," satirnya.

"Hal terpenting adalah percaya akhirat. Percaya akhirat artinya percaya apa pun yang kita kerjakan saat ini akan punya konsekuensi di masa depan. Masa depan itu bisa rentangnya pendek, lima-sepuluh-lima belas tahun dan seterusnya, mau pun sampai dengan setelah kita mati,”lanjutnya.

Kesadaran...

Komentar

Terpopuler