Sementara itu Kapten Saurabh Bhatnagar, mantan pilot senior asal India, menyatakan, dari rekaman yang beredar, tampaknya kedua mesin pesawat Air India kehilangan daya dorong secara hampir bersamaan. Ia menyebut ada kemungkinan akibat serangan burung di kedua mesin.
“Pesawat lepas landas dengan sempurna, namun tak lama kemudian mulai turun. Hal ini hanya bisa terjadi jika mesin kehilangan tenaga atau pesawat kehilangan daya angkat,” ujarnya.
Berikutnya, pakar penerbangan Sanjay Lazar juga menyampaikan, pesawat Boeing 787 Dreamliner berusia relatif muda, baru 12 tahun, dan kemungkinan memiliki kondisi teknis yang masih baik. Selain itu, pesawat Air India ini dipiloti oleh Kapten Summeet Sabharwal, pilot berpengalaman dengan lebih dari 8.200 jam terbang.
Sehingga dirinya berpendapat, kemungkinan besar ada penyebab lain yang sifatnya berasal dari eksternal pesawat. Serangan burung yang masuk ke mesin bisa saja terjadi, yang kemungkinan membuat pesawat Air India ini kehilangan daya dorong untuk bisa mendaki.
Penyelidikan mendalam mengenai jatuhnya pesawat Air India masih terus dilakukan. Namun dipastikan butuh waktu untuk benar-benar bisa memastikan mengapa insiden pesawat jatuh ini akhirnya terjadi.
Murianews, Kudus – Menyusul terjadinya insiden jatuhnya pesawat Air India, sejumlah ahli penerbangan menyampaikan analisis terkait kemungkinan yang menjadi penyebab. Boeing 787 Dreamliner milik Air India jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad, Gujarat, Kamis (12/5/2025).
Penerbangan Air India 171 dijadwalkan menuju Bandara Gatwick, Inggris, dengan membawa 242 penumpang. Itu meliputi 53 warga negara Inggris. Dari semua orang yang ada di dalam pesawat, hanya satu orang yang diketahui selamat secara ajaib.
Dilaporkan Daily Mail, dari rekaman video yang beredar menunjukkan pesawat turun secara tiba-tiba ke daerah permukiman dengan sudut hidung yang tinggi dan roda pendaratan keluar. Namun pesawat itu akhirnya menghantam bumi dan meledak.
Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India yang tiba di lokasi, langsung memulai analisis terhadap puing-puing pesawat Air India yang jatuh itu. Mereka juga sudah mengamankan kotak hitam pesawat untuk segera dianalisa dalam upaya mengungkap penyebab insiden pesawat jatuh ini.
Para ahli penerbangan menyebut kecelakaan ini kemungkinan besar terjadi akibat kehilangan daya dorong pesawat secara mendadak pada fase kritis penerbangan. Letnan Kolonel John R Davidson, mantan pilot Angkatan Udara AS dan konsultan keselamatan penerbangan, mengatakan berdasarkan data awal, pesawat tampaknya berhasil mencapai kecepatan lepas landas tetapi gagal memperoleh ketinggian yang cukup.
"Ini menunjukkan adanya rotasi yang sangat terlambat atau bahkan kemungkinan stall setelah take-off. Beberapa kemungkinan penyebabnya termasuk kegagalan mesin, beban pesawat yang berlebihan, atau masalah konfigurasi pada flap dan trim. Cuaca dan kemungkinan serangan burung juga tak bisa dikesampingkan," ujar John R Davidson dilansir Daily Mail.
Kehilangan daya...
Sementara itu Kapten Saurabh Bhatnagar, mantan pilot senior asal India, menyatakan, dari rekaman yang beredar, tampaknya kedua mesin pesawat Air India kehilangan daya dorong secara hampir bersamaan. Ia menyebut ada kemungkinan akibat serangan burung di kedua mesin.
“Pesawat lepas landas dengan sempurna, namun tak lama kemudian mulai turun. Hal ini hanya bisa terjadi jika mesin kehilangan tenaga atau pesawat kehilangan daya angkat,” ujarnya.
Berikutnya, pakar penerbangan Sanjay Lazar juga menyampaikan, pesawat Boeing 787 Dreamliner berusia relatif muda, baru 12 tahun, dan kemungkinan memiliki kondisi teknis yang masih baik. Selain itu, pesawat Air India ini dipiloti oleh Kapten Summeet Sabharwal, pilot berpengalaman dengan lebih dari 8.200 jam terbang.
Sehingga dirinya berpendapat, kemungkinan besar ada penyebab lain yang sifatnya berasal dari eksternal pesawat. Serangan burung yang masuk ke mesin bisa saja terjadi, yang kemungkinan membuat pesawat Air India ini kehilangan daya dorong untuk bisa mendaki.
Penyelidikan mendalam mengenai jatuhnya pesawat Air India masih terus dilakukan. Namun dipastikan butuh waktu untuk benar-benar bisa memastikan mengapa insiden pesawat jatuh ini akhirnya terjadi.