Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas, mengumumkan bahwa pemerintah telah memberikan penugasan kepada Bulog untuk mengimpor 2 juta ton beras pada tahun 2024.

Pengumuman ini disampaikan oleh Buwas ketika ditemui di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (8/11/2023).

Penambahan kuota impor beras ini dilakukan seiring dengan perpanjangan bantuan pangan beras hingga bulan Juni 2024. Selain itu, perkiraan awal panen raya juga diprediksi mengalami penundaan karena masa tanam yang berlangsung lebih lambat.

”Sedangkan, ada bantuan pangan lagi dari Presiden yang akan berlangsung hingga Juni 2024. Artinya, akan ada tambahan sekitar 640 ribu ton, ditambah dengan operasi pasar selama 3 bulan sekitar 300 ribu ton, karena masa panen masih belum tiba. Jadi, secara total, kita memerlukan lebih dari 900 ribu ton beras. Tanpa tambahan pasokan, stok beras akan mengalami defisit,” ungkap Buwas mengutip Detik.com, Rabu (8/11/2023).

Meskipun pemerintah telah memberikan penugasan untuk mengimpor 2 juta ton beras, Buwas menegaskan jika ini adalah alokasi awal dan belum berarti impor akan dilakukan dalam jumlah tersebut secara pasti. Dia berharap stok beras yang ada di dalam negeri dapat mencukupi sehingga jumlah impor bisa dikurangi.

”Presiden telah mengalokasikan 2 juta ton untuk impor beras tahun depan. Namun, ini hanyalah alokasi awal, bukan jumlah pasti yang akan diimpor. Kami berharap bahwa ada peningkatan stok beras dalam negeri, sehingga impor tidak perlu dilakukan sebanyak itu,” tegasnya.

Sementara itu, mengenai penugasan untuk mengimpor 1,5 juta ton beras pada tahun ini, Buwas menjelaskan belum seluruh kuota tersebut telah terkontrak. Hanya sebanyak 1 juta ton yang sudah terkontrak, dan sebagian akan masuk sekitar 600 ribu ton pada akhir tahun 2023 ini, sementara sisanya diperkirakan akan masuk pada bulan Januari 2024.

”Sebanyak 600.000 ton akan tiba pada akhir tahun ini, sementara 400.000 ton sisanya akan datang pada bulan Januari. Namun, 400.000 ton tersebut adalah untuk bantuan dari Presiden dan akan digunakan selama Januari, Februari, dan Maret. Ini berarti kita sudah memiliki 900 ribu ton beras, belum termasuk Surat Pemesanan Hasil Produksi (SPHP) yang mungkin mencapai sekitar 250-260 ribu ton. Dengan demikian, stok beras saat ini sekitar 700 ribu ton setelah dikurangkan dengan impor,” jelas Buwas.

Komentar