Murianews, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong masyarakat untuk ”menabung” air hujan sebagai langkah untuk menjaga kelestarian air tanah. Selain itu juga sebagai upaya untuk mengurangi potensi banjir, dan mengantisipasi kekeringan di musim kemarau.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid mengatakan, menabung air hujan dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti pembuatan sumur resapan, embung, atau biopori.
”Kita mencoba menghimbau masyarakat untuk membangun sumur resapan, sehingga ada infiltrasi melalui situ, maka air tanah yang ada disitu dapat terjaga keseimbangnnya untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan,” kata Wafid mengutip Kompas.com, Selasa (14/11/2023).
Terkait sumur resapan, masyarakat dapat mengalirkan air hujan ke bak penampung, kemudian dialirkan ke bak infiltrasi dengan menggunakan saringan ijuk, kerikil, dan pasir.
Dengan skema ini, air dapat meresap perlahan ke dalam tanah, menjaga kelestarian air tanah untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Wafid menjelaskan, langkah menabung air hujan ini sangat penting, terutama di wilayah perkotaan yang lahan hijaunya terbatas akibat pembangunan aspal dan beton.
”Jadi resapan yang ada di tanah-tanah sekitar perumahan itu tidak ada. Itulah, kita mengimbau masyarakat membangun sumur resapan,” ungkapnya.
Badan Geologi Kementerian ESDM sendiri telah menerapkan skema sumur resapan sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian air tanah.
”Kita juga membuat artificial sumuran untuk pembuatan resapan air,” tambah Wafid.



