Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan jika Indonesia masih menghadapi tantangan dalam kemampuan produksi subsitusi pakan ikan, sehingga ketergantungan impor pakan ikan mencapai sekitar 89 persen.

Pernyataan ini disampaikannya dalam Pertemuan Nasional Pembangunan Perikanan Budi Daya Berbasis Ekonomi Biru di Jakarta, Senin (18/12/2023).

Trenggono menyoroti dampak yang mungkin terjadi jika ketergantungan impor terus berlanjut, terutama jika negara pemasok pakan ikan menutup ekspor.

Hal ini dapat mempengaruhi sektor budidaya ikan di Indonesia. Oleh karena itu, dia menegaskan perlunya langkah-langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan tersebut.

Menteri menyatakan, Indonesia bisa belajar dari negara-negara maju yang telah berhasil membuat subsitusi pakan ikan. Untuk mengatasi masalah ini, Trenggono berencana bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam upaya mencari solusi agar tidak lagi bergantung pada impor bahan baku pakan ikan.

”Kita harus bergerak, apabila kita tidak bisa melakukan itu, ujung-ujungnya kita akan jadi negara yang ketinggalan,” tegasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya juga telah menyoroti ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan pakan ikan, menekankan perlunya hilirisasi produk sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah.

Menanggapi hal ini, Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengusulkan penggunaan maggot atau belatung lalat tentara hitam sebagai salah satu alternatif untuk subsitusi pakan ikan. Tepung maggot dianggap memiliki kandungan nutrisi setara dengan tepung ikan dan lebih ramah lingkungan.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler