Antisipasi Kemarau, Mentan Ajak Petani Manfaatkan Pompanisasi
Cholis Anwar
Rabu, 29 Mei 2024 16:30:00
Murianews, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengimbau seluruh petani di Indonesia agar memaksimalkan ponpanisasi untuk irigasi. Hal ini mengingat musim kemarau sudah di depan mata.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan pompa air kepada petani secara gratis. Tujuannya agar para petani tetap bisa bercocok tanam sekali pun musim kemarau.
”Kami berharap para petani di seluruh daerah untuk memanfaatkan program pompanisasi yang disiapkan pemerintah dalam mengantisipasi musim kering panjang,” ujar Amran dikutip dari Antara, Rabu (29/5/2024).
Amran menjelaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengatasi dampak musim kering dengan menyediakan air melalui program pompanisasi, yang memanfaatkan air dari sungai-sungai besar di Indonesia.
Menurutnya, program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian sehingga menjamin ketersediaan pangan dalam negeri dan memperkuat perekonomian desa.
”Satu pompa bisa melayani 50 hingga 100 hektare. Bayangkan jika 10.000 pompa dapat melayani 50 hektare per pompa, itu berarti bisa mencakup 500.000 hektare. Dan jika 500.000 hektare ini menghasilkan 1,5 juta ton, itu akan meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp15 triliun per tahun. Ini berarti ekonomi desa akan bergerak,” jelasnya.
Kementan melaporkan, realisasi pengadaan pompa air sudah mencapai 19.885 unit dari total rencana pengadaan 2024 sebanyak 25.771 unit.
Program pompanisasi ini merupakan salah satu langkah Kementan untuk mempercepat peningkatan produksi padi dan jagung melalui optimalisasi lahan rawa dan peningkatan indeks pertanaman pada lahan sawah tadah hujan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengingatkan pentingnya pemenuhan air bagi lahan pertanian di sejumlah zona kering seperti Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian Pulau Sulawesi.
Menurutnya, Indonesia akan menghadapi musim kering panjang dalam beberapa bulan ke depan, meskipun tahun ini tidak akan ada El Nino.
”Tidak adanya El Nino bukan berarti kita abai terhadap kekeringan. Kita tetap harus waspada dengan memenuhi kebutuhan air bagi lahan-lahan pertanian,” tegas Dwikorita.



