Muncul Usulan Jokowi Jadi Dewan Pembina Partai Golkar
Cholis Anwar
Rabu, 21 Agustus 2024 11:32:00
Murianews, Jakarta – Politikus Partai Golkar, Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan jika ada aspirasi dari pengurus Golkar di tingkat daerah yang menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar periode 2024-2029.
Aspirasi tersebut berkembang selama pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar yang sedang berlangsung.
”Di forum ini, aspirasi tersebut sedang terus berkembang, terutama dari daerah-daerah yang hadir dalam Munas. Mereka meminta kesediaan Bapak Jokowi untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar 2024-2029,” ujar Ngabalin di Jakarta Convention Center, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/8/2024).
Meskipun demikian, Ngabalin menegaskan bahwa keputusan final mengenai hal tersebut masih perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Ngabalin menambahkan bahwa Partai Golkar selalu terbuka terhadap berbagai aspirasi yang berkembang di internal partai.
”Golkar merupakan partai yang terbuka dan modern, sehingga kami akan mempertimbangkan semua aspirasi,” jelasnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa Partai Golkar memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang mengatur penetapan Dewan Pembina.
Isu mengenai kemungkinan Jokowi menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar sebenarnya telah muncul beberapa waktu lalu, terutama pada awal 2024.
Isu ini kembali mengemuka di tengah pelaksanaan Munas XI Partai Golkar, meskipun belum ada usulan resmi yang diajukan dalam forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai tersebut.
Pengamat politik, Jannus TH Siahaan menilai jika Jokowi memiliki peluang besar untuk mendapatkan posisi sebagai sesepuh atau politikus senior di Partai Golkar jika ia bergabung dengan partai berlambang pohon beringin tersebut.
”Boleh jadi bukan untuk menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar, tapi sebagai Dewan Pembina dan sejenisnya, yang membuat posisi Jokowi secara simbolis lebih senior ketimbang seorang ketua umum,” kata Jannus.
Posisi sebagai Ketua Dewan Pembina dianggap lebih sesuai dengan status Jokowi sebagai Presiden, sehingga ia dapat memberikan kontribusi penting dalam memajukan partai tanpa harus terlibat langsung dalam kepengurusan sehari-hari.
Murianews, Jakarta – Politikus Partai Golkar, Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan jika ada aspirasi dari pengurus Golkar di tingkat daerah yang menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar periode 2024-2029.
Aspirasi tersebut berkembang selama pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar yang sedang berlangsung.
”Di forum ini, aspirasi tersebut sedang terus berkembang, terutama dari daerah-daerah yang hadir dalam Munas. Mereka meminta kesediaan Bapak Jokowi untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar 2024-2029,” ujar Ngabalin di Jakarta Convention Center, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/8/2024).
Meskipun demikian, Ngabalin menegaskan bahwa keputusan final mengenai hal tersebut masih perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Ngabalin menambahkan bahwa Partai Golkar selalu terbuka terhadap berbagai aspirasi yang berkembang di internal partai.
”Golkar merupakan partai yang terbuka dan modern, sehingga kami akan mempertimbangkan semua aspirasi,” jelasnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa Partai Golkar memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang mengatur penetapan Dewan Pembina.
Isu mengenai kemungkinan Jokowi menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar sebenarnya telah muncul beberapa waktu lalu, terutama pada awal 2024.
Isu ini kembali mengemuka di tengah pelaksanaan Munas XI Partai Golkar, meskipun belum ada usulan resmi yang diajukan dalam forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai tersebut.
Pengamat politik, Jannus TH Siahaan menilai jika Jokowi memiliki peluang besar untuk mendapatkan posisi sebagai sesepuh atau politikus senior di Partai Golkar jika ia bergabung dengan partai berlambang pohon beringin tersebut.
”Boleh jadi bukan untuk menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar, tapi sebagai Dewan Pembina dan sejenisnya, yang membuat posisi Jokowi secara simbolis lebih senior ketimbang seorang ketua umum,” kata Jannus.
Posisi sebagai Ketua Dewan Pembina dianggap lebih sesuai dengan status Jokowi sebagai Presiden, sehingga ia dapat memberikan kontribusi penting dalam memajukan partai tanpa harus terlibat langsung dalam kepengurusan sehari-hari.