Jadi Ketum, Bahlil: Golkar Selalu Dekat dengan Pemerintah
Cholis Anwar
Rabu, 21 Agustus 2024 14:48:00
Murianews, Jakarta – Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa kedekatan dengan pemerintah bukanlah hal baru dalam sejarah partainya. Ia mengungkapkan, para ketua umum terdahulu, termasuk Jusuf Kalla dan Airlangga Hartarto, juga memiliki hubungan erat dengan pemerintah.
Dalam pidato visi dan misinya pada Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (21/8/2024), Bahlil Lahadalia menanggapi anggapan bahwa keberhasilannya terpilih sebagai ketua umum terkait dengan kedekatannya dengan pemerintah saat ini.
”Kenapa calon-calon terdahulu dinyatakan tidak salah, kok saya dinyatakan salah?” ujar Bahlil dikutip dari Antara.
Bahlil mengingatkan, pada tahun 2004, Munas Partai Golkar di Bali diwarnai persaingan antara Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla untuk posisi ketua umum. Jusuf Kalla, yang memiliki kedekatan dengan pemerintah saat itu, berhasil memenangkan posisi tersebut.
”Beliau adalah Wakil Presiden, sementara SBY adalah Presiden,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut.
Selanjutnya, Bahlil menjelaskan bahwa pada Munas berikutnya, Surya Paloh dan Aburizal Bakrie bersaing untuk posisi ketua umum. Dukungan untuk Surya Paloh datang dari Jusuf Kalla, sedangkan Aburizal Bakrie didukung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
”Setelah Pak Ical (Aburizal Bakrie) selesai, muncul Pak Setya Novanto lewat Munaslub. Pak Setya Novanto, sebagai Ketua DPR, dekat dengan Pak Jokowi dan Alhamdulillah menang,” jelas Bahlil.
Bahlil juga menambahkan, Airlangga Hartarto terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar karena kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo saat menjabat sebagai Menteri Perindustrian.
”Senior-senior mohon maaf kalau saya salah, luruskan jika perlu,” kata Bahlil.
Peserta Munas XI Partai Golkar menyetujui Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum baru Partai Golkar dengan status ketua formatur yang akan menyusun kepengurusan pusat partai secara mandiri.



