Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji rencana pemanfaatan minyak jelantah atau minyak goreng bekas (used cooking oil/UCO) sebagai bahan baku untuk produksi bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF). Langkah ini merupakan bagian dari upaya mendukung keberlanjutan energi di sektor penerbangan.

Bioavtur sendiri adalah bahan bakar pesawat terbang yang dihasilkan dari campuran avtur fosil dengan bahan bakar nabati, seperti minyak sawit. Menurut SVP Business Development Pertamina, Wisnu Medan Santoso, minyak jelantah dipertimbangkan karena ketersediaannya yang melimpah di Indonesia.

”Teknologi untuk mengubah minyak jelantah menjadi bioavtur sudah tersedia. Riset kami cukup yakin bahwa secara teknologi, katalis yang digunakan tidak kalah dengan bahan baku lainnya,” ujar Wisnu dikutip dari Antara, Rabu (11/9/2024)

Namun, ia mengatakan jika tantangan utama saat ini adalah menetapkan metode yang tepat untuk pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah memanfaatkan jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai tempat penampungan minyak jelantah.

”Saat ini ada beberapa alternatif yang sedang kami kaji, salah satunya menggunakan SPBU sebagai sarana pengumpulan minyak jelantah. Namun, rencana ini masih dalam tahap eksplorasi dan belum menjadi kebijakan resmi,” jelas Wisnu.

Pertamina juga sedang mengembangkan kilang Green Refinery di Cilacap yang akan memiliki kapasitas produksi biofuel hingga 6.000 barel per hari. Kilang ini dirancang untuk memproduksi hydrotreated vegetable oil (HVO), bionafta, dan bioavtur yang menggunakan minyak inti kelapa sawit sebagai bahan baku.

”Walaupun penggunaan minyak sawit sudah dalam tahap pengembangan, minyak jelantah tetap menjadi opsi ideal karena diterima oleh Corsia (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) dan ketersediaannya sangat mencukupi,” tambah Wisnu.

Dengan inisiatif ini, Pertamina berharap dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara pionir dalam pengembangan bahan bakar ramah lingkungan di sektor penerbangan.

Komentar

Terpopuler