Untuk tahun anggaran 2025, pemerintah telah menetapkan alokasi subsidi energi yang tetap fokus pada BBM dan Elpiji.
Berdasarkan hasil rapat kerja antara Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI pada 27 Agustus 2024 lalu, dialokasikan 19,41 juta kiloliter (KL) untuk BBM bersubsidi, yang terdiri dari 0,52 juta KL minyak tanah dan 18,89 juta KL minyak solar. Sementara itu, subsidi untuk elpiji 3 kg dianggarkan sebesar 8,2 juta metrik ton.
Murianews, Jakarta – Pemerintah masih terus merumuskan skema subsidi BBM yang lebih tepat sasaran bagi masyarakat. Salah satunya adalah dengan subsidi langsung.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dirinya telah ditunjuk sebagai Ketua Tim Khusus Subsidi oleh Presiden Prabowo untuk mempercepat kajian ini.
”Kami masih membahas berbagai opsi subsidi tepat sasaran dan sedang menggodok rencana yang akan segera dilaporkan kepada Presiden sebagai bahan keputusan,” kata Bahlil dikutip dari Antara, Jumat (1/11/2024).
Menteri Bahlil menekankan pentingnya ketepatan sasaran dalam pemberian subsidi BBM agar manfaatnya diterima oleh kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Pemerintah, lanjut Bahlil, kini tengah memverifikasi data penerima dan merancang formula yang efektif untuk menghindari penyaluran subsidi kepada pihak yang tidak berhak.
”Kami menghitung subsidi yang benar-benar tepat sasaran, termasuk siapa yang berhak menerima subsidi ini. Seluruh data sedang diproses agar subsidi tidak jatuh pada yang tidak berhak,” jelasnya.
Dalam kajian tersebut, pemerintah mempertimbangkan beberapa skema, salah satunya adalah subsidi langsung kepada masyarakat yang layak.
Menurut Bahlil, jika kajian ini telah rampung, pihaknya akan segera melaporkan hasilnya kepada Presiden untuk dipertimbangkan sebagai kebijakan.
Untuk tahun anggaran 2025, pemerintah telah menetapkan alokasi subsidi energi yang tetap fokus pada BBM dan Elpiji.
Berdasarkan hasil rapat kerja antara Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI pada 27 Agustus 2024 lalu, dialokasikan 19,41 juta kiloliter (KL) untuk BBM bersubsidi, yang terdiri dari 0,52 juta KL minyak tanah dan 18,89 juta KL minyak solar. Sementara itu, subsidi untuk elpiji 3 kg dianggarkan sebesar 8,2 juta metrik ton.