Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, sebanyak 888 warga dari sembilan kecamatan kini berada di tempat pengungsian.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Kusmana Wijaya menyebut jumlah kecamatan terdampak bencana kini mencapai 18 wilayah, sebagian besar berada di selatan Cianjur.
Total ada 2.760 jiwa yang terdampak, dengan rincian tiga orang meninggal dunia, satu orang luka-luka, dan ratusan orang harus meninggalkan rumah mereka.
”Data akan terus diperbarui setiap hari, termasuk pelayanan kepada warga yang terdampak. Upaya kami mencakup berbagai layanan darurat yang terus ditingkatkan,” ujar Asep dikutip dari Antara, Senin (9/12/2024).
Wilayah yang terdampak mencakup Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibeber, Cibinong, Cijati, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, Tanggeung, Cilaku, Pagelaran, Cikalongkulon, dan Cikadu.
Warga yang mengungsi tersebar di sejumlah lokasi seperti aula desa, tenda pengungsian, dan madrasah di Kecamatan Pagelaran, Tanggeung, Pasirkuda, Cibinong, Agrabinta, Leles, Takokak, Kadupandak, dan Sindangbarang.
Sebagian besar lainnya, sekitar seribuan jiwa, memilih tinggal sementara di rumah kerabat yang lebih aman.
Murianews, Cianjur – Bencana alam berupa banjir, longsor, dan pergerakan tanah yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dalam beberapa hari terakhir terus meluas. Hal ini memaksa ratusan warga mengungsi.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, sebanyak 888 warga dari sembilan kecamatan kini berada di tempat pengungsian.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Kusmana Wijaya menyebut jumlah kecamatan terdampak bencana kini mencapai 18 wilayah, sebagian besar berada di selatan Cianjur.
Total ada 2.760 jiwa yang terdampak, dengan rincian tiga orang meninggal dunia, satu orang luka-luka, dan ratusan orang harus meninggalkan rumah mereka.
”Data akan terus diperbarui setiap hari, termasuk pelayanan kepada warga yang terdampak. Upaya kami mencakup berbagai layanan darurat yang terus ditingkatkan,” ujar Asep dikutip dari Antara, Senin (9/12/2024).
Wilayah yang terdampak mencakup Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibeber, Cibinong, Cijati, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, Tanggeung, Cilaku, Pagelaran, Cikalongkulon, dan Cikadu.
Warga yang mengungsi tersebar di sejumlah lokasi seperti aula desa, tenda pengungsian, dan madrasah di Kecamatan Pagelaran, Tanggeung, Pasirkuda, Cibinong, Agrabinta, Leles, Takokak, Kadupandak, dan Sindangbarang.
Sebagian besar lainnya, sekitar seribuan jiwa, memilih tinggal sementara di rumah kerabat yang lebih aman.
Ratusan rumah rusak...
Kerugian material akibat bencana meliputi 439 rumah rusak, 357 rumah terancam, dan 484 rumah terendam banjir.
Selain itu, fasilitas umum yang mengalami kerusakan antara lain dua kantor desa, lima masjid, dan 48 sekolah. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Cianjur telah mendata kerusakan tersebut.
Selama masa tanggap darurat bencana, BPBD telah mendirikan posko pelayanan di sembilan kecamatan, termasuk dapur umum, posko kesehatan, dan posko distribusi logistik.
Fokus utama layanan diarahkan pada warga di Kecamatan Takokak dan Kadupandak, di mana pergerakan tanah masih terus meluas.
”Posko TDB (Tanggap Darurat Bencana) terpusat di Takokak dan Kadupandak. Untuk tujuh kecamatan lainnya, pelayanan dilakukan bersama petugas gabungan,” jelas Asep.
Bencana ini juga menyebabkan tiga korban jiwa, dua di antaranya meninggal akibat tanah longsor dan satu lainnya terbawa arus sungai. Sementara itu, cuaca ekstrem diduga menjadi pemicu utama bencana di wilayah Cianjur dan sekitarnya.