Senin, 24 Maret 2025

Murianews, JakartaBatik Pesisiran menjadi salah satu warisan budaya yang mencerminkan perpaduan budaya Indonesia dengan pengaruh asing.

Batik ini banyak ditemukan di daerah pesisir utara Jawa, seperti Cirebon, Indramayu, Lasem, dan Bakaran, Kabupaten Pati.

Berbeda dengan batik dari Solo dan Yogyakarta, Batik Pesisiran memiliki motif dan warna yang lebih beragam, mencerminkan akulturasi budaya yang terjadi sejak abad ke-15 dan 16.

Dalam acara bincang ”Wastra Bercerita” yang digelar oleh Perhimpunan Wastraprema di Museum Tekstil Jakarta pada Sabtu (15/2/2025), sejarah batik pesisiran ini diungkap.

Ketua Umum Himpunan Wastraprema, Neneng Iskandar, menjelaskan sekitar abad ke-15 dan 16, para peranakan dari berbagai negara, seperti China, India, Belanda, dan Arab, mengembangkan busana khas mereka sendiri di Nusantara berupa sarung dan kebaya.

”Dalam perkembangannya, kaum peranakan membutuhkan batik sendiri. Batik Pesisiran mulai berkembang sekitar abad ke-19 dan lebih diutamakan sebagai barang ekonomi yang diperdagangkan,” Ujar Neneng dikutip dari Antara.

Menurutnya, perkembangan ini dipengaruhi oleh kemunduran produksi tekstil dari India, yang sebelumnya menjadi produsen kain terbesar yang dijual ke Pulau Jawa.

Neneng juga menjelaskan, motif Batik Pesisiran sangat beragam karena mendapat pengaruh dari berbagai budaya di luar Jawa.

Pengaruh Asing...

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler