Selain mendatangkan sapi perah impor, pemerintah juga memastikan penyerapan susu segar hasil produksi peternak dalam negeri. Salah satu langkah yang diambil adalah mengintegrasikan susu lokal ke dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia juga menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada impor susu dengan meningkatkan produksi dalam negeri.
Murianews, Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan, sebanyak 3.000 ekor sapi perah impor dari Australia telah tiba di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan susu dalam negeri.
Sudaryono mengatakan, ke depan, impor sapi perah juga akan berasal dari berbagai negara lain, termasuk Brasil, Vietnam, Denmark, dan Belanda.
”Kalau tidak salah ada 3.000-an (sapi dari) Australia,” ujar Sudaryono dikutip dari Antara, Selasa (4/3/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan meskipun izin impor sapi perah dari Brasil telah diberikan, realisasi kedatangannya masih menunggu proses lebih lanjut.
”Kalau dari Brasil belum, kita lagi nunggu dari Brasil. Aturannya sih sudah bisa, kita lagi nunggu saja realisasinya,” tambahnya.
Pemerintah menargetkan impor sapi perah sebanyak 200.000 ekor hingga akhir tahun 2025. Sudaryono menegaskan, pencapaian target tersebut membutuhkan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk kemudahan dalam perizinan dan penyediaan lahan bagi investor.
”Targetnya sih 200.000. Kita menuju ke sana ya. Kita berdoalah. Kita berharap investasi ini kita juga harus benar-benar membantu investor untuk perizinan maupun lahan dan lain-lainnya juga harus jalan,” ungkapnya.
Susu Segar...
Selain mendatangkan sapi perah impor, pemerintah juga memastikan penyerapan susu segar hasil produksi peternak dalam negeri. Salah satu langkah yang diambil adalah mengintegrasikan susu lokal ke dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
”Kami lagi mendorong bagaimana industri susu yang existing mendapatkan porsi untuk Makan Bergizi Gratis. Yang existing sudah ada di Baturaden, di Bogor, Puncak, dan lain-lain itu bisa diserap untuk makan bergizi,” kata Sudaryono.
Ia juga menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada impor susu dengan meningkatkan produksi dalam negeri.
”Kami ingin bagaimana gap (jarak) antara impor dan industri dalam negeri (terus diperkecil). Kami nggak antiimpor, tetapi kami berusaha untuk bisa swasembada, bisa memenuhi kebutuhan susu kita,” tegasnya.