Senin, 28 April 2025

Murianews, Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan, sebanyak 3 juta dari 7,5 juta total pengangguran di Indonesia merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Data ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS).

”Kalau kita lihat pengangguran sekarang itu 7,5 juta, sekitar 3 juta adalah lulusan SMA dan SMK. Lulusan SMP 2,5 juta, ini (data) dari BPS,” ujar Yassierli saat menghadiri pertemuan di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta Pusat dikutip dari Antara, Senin (24/3/2025).

Untuk menekan angka pengangguran di kalangan lulusan SMA dan SMK, pemerintah tengah menyusun strategi yang disebut School to Work Transition. Program ini bertujuan memastikan lulusan SMK memiliki kesiapan kerja yang lebih baik.

Selain itu, pemerintah juga terus mengembangkan program sekolah unggulan bagi siswa SMA dan SMK.

”Pemerintah harus menyiapkan mereka untuk menghadapi dunia kerja di masa depan, sehingga tidak kesulitan melakukan upskilling atau reskilling saat industri mengalami perubahan,” tambah Yassierli.

Bersama Kemendikdasmen dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berencana memperpanjang masa studi SMK menjadi empat tahun.

Rencana ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan lulusan agar lebih siap bersaing di dunia kerja.

”Pola perpanjangan ini bisa dilakukan selama satu tahun setelah lulus, dengan peningkatan keterampilan yang dilakukan di balai vokasi atau balai latihan kerja,” jelas Yassierli.

Komentar

Terpopuler