Berdasarkan data dari Kemenag Provinsi Sumbar, kloter pertama ini membawa 415 jemaah haji, ditambah empat petugas kloter, dua petugas haji daerah, serta dua petugas dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU).
Petugas kloter mencatat bahwa terdapat 14 orang jemaah yang menggunakan kursi roda dan 186 calon jemaah haji yang masuk kategori risiko tinggi.
”30 orang calon haji risiko tinggi ini perlu mendapatkan perhatian khusus,” ujar Rifki.
Murianews, Padang – Jemaah haji lansia dari kelompok terbang (kloter) pertama asal Kota Padang, Sumatera Barat, harus dilarikan ke rumah sakit di Kota Madinah sesaat setelah tiba. Jemaah bernama Marnis tersebut mengalami sesak napas selama penerbangan.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumbar, Rifki membenarkan kejadian ini.
”Setibanya di bandara tujuan, jemaah haji langsung dirujuk ke rumah sakit atas nama Marnis karena kekurangan oksigen,” kata Rifki dikutip dari Antara, Senin (5/5/2025).
Rifki menjelaskan, saat Marnis mulai mengeluhkan sesak napas di dalam pesawat, petugas medis yang bertugas segera memberikan bantuan oksigen.
Namun, setibanya di Madinah, kondisi jemaah haji yang berusia 87 tahun tersebut memerlukan penanganan lebih lanjut. Selain sesak napas, Marnis juga diketahui mengidap osteoporosis.
Ambulans segera membawa Marnis ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kloter pertama Embarkasi Haji Padang berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau pada Sabtu (3/5/2025) pukul 17.30 WIB dan tiba di Madinah pada pukul 22.40 Waktu Arab Saudi (WAS).
Total Jemaah Risiko tinggi...
Berdasarkan data dari Kemenag Provinsi Sumbar, kloter pertama ini membawa 415 jemaah haji, ditambah empat petugas kloter, dua petugas haji daerah, serta dua petugas dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU).
Petugas kloter mencatat bahwa terdapat 14 orang jemaah yang menggunakan kursi roda dan 186 calon jemaah haji yang masuk kategori risiko tinggi.
”30 orang calon haji risiko tinggi ini perlu mendapatkan perhatian khusus,” ujar Rifki.
