Kondisi ini diperparah oleh tidak adanya dukungan dinamika atmosfer, baik pada skala lokal, regional, maupun global. Langit yang cerah berawan memungkinkan penyinaran matahari langsung ke permukaan bumi secara maksimal.
”Karena tidak terhalang oleh awan yang berakibat suhu udara terasa lebih panas dari biasanya,” kata Anggun.
Analisis radar BBMKG Wilayah I Medan juga menunjukkan adanya sistem antisiklonik di wilayah Sumatera bagian tengah hingga utara, atau tepatnya di Sumatera Barat hingga Riau bagian utara.
Sistem ini menciptakan pola angin yang menyebar keluar dari pusat tekanan tinggi, membentuk pola netral di sebagian wilayah Sumatera Utara, khususnya dataran tinggi Kabupaten Karo hingga Kota Medan.
”Pola netral ini umumnya tidak mendukung pertumbuhan awan konvektif, sehingga cuaca cenderung cerah hingga cerah berawan di Medan, Deli Serdang, wilayah barat, dan dataran rendah di Sumatera Utara,” tutur Anggun.
Murianews, Medan – Kota Medan dan sekitarnya tengah dilanda cuaca panas ekstrem dengan suhu udara menyentuh 38,2 derajat Celsius, Minggu (1/6/2025).
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan mengonfirmasi rekor suhu tersebut.
”Untuk hari ini ya, suhu udara maksimum yang tercatat BBMKG Wilayah I Medan pada pukul 15.00 WIB sebesar 38,2 derajat Celcius,” ujar prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Tri Anggun Lestari dikutip dari Antara.
Anggun menambahkan, dua jam sebelumnya, pada pukul 13.00 WIB, suhu di ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini sudah tercatat 36,8 derajat Celsius.
Gelombang panas ini bukanlah fenomena baru, karena sepanjang pekan ini, suhu di Medan dan sekitarnya berkisar antara 32 hingga 37,6 derajat Celsius.
”Pernah juga di 36,9 derajat Celcius pada Rabu (28/5/2025) pukul 13.00 WIB dan hari yang sama suhu lebih tinggi 37,6 derajat Celcius pukul 15.00 WIB,” jelas Anggun.
Penyebab utama cuaca panas ekstrem ini, menurut Anggun, adalah minimnya pembentukan awan di wilayah tersebut.
Dinamika atmosfir...
Kondisi ini diperparah oleh tidak adanya dukungan dinamika atmosfer, baik pada skala lokal, regional, maupun global. Langit yang cerah berawan memungkinkan penyinaran matahari langsung ke permukaan bumi secara maksimal.
”Karena tidak terhalang oleh awan yang berakibat suhu udara terasa lebih panas dari biasanya,” kata Anggun.
Analisis radar BBMKG Wilayah I Medan juga menunjukkan adanya sistem antisiklonik di wilayah Sumatera bagian tengah hingga utara, atau tepatnya di Sumatera Barat hingga Riau bagian utara.
Sistem ini menciptakan pola angin yang menyebar keluar dari pusat tekanan tinggi, membentuk pola netral di sebagian wilayah Sumatera Utara, khususnya dataran tinggi Kabupaten Karo hingga Kota Medan.
”Pola netral ini umumnya tidak mendukung pertumbuhan awan konvektif, sehingga cuaca cenderung cerah hingga cerah berawan di Medan, Deli Serdang, wilayah barat, dan dataran rendah di Sumatera Utara,” tutur Anggun.
