Jumat, 21 November 2025

Murianews, Rokan Hulu – Seorang guru SMPN 1 Rambah, kabupaten Rokan Hulu, Riau bernama Andrimar, menyampaikan keluhannya terkait program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas pemerintah.

Dalam surat terbuka yang beredar luas di platfor instagram, Andrimar mengkritik program MBG yang dinilai menjadi beban tambahan bagi para guru tersebut.

Dalam tulisan yang diunggah oleh akun Instagram @moodkalbar, dikabarkan jika program MBG tersebut telah merekrut sekitar 290.000 tenaga kerja.

”Kabarnya MBG telah merekrut 290.000 tenaga kerja. Dana yang diambil 44% dari alokasi dana pendidikan bersumber dari 20% APBN. Dulu kabarnya bernama MAKAN SIANG GRATIS, sekarang menjadi MAKAN BERGIZI.” tulis Andrimar dalam akun tersebut dikutip Murianews.com, Kamis (28/8/2025).

Andrimar berpandangan, karena anggaran tersebut dari biaya Pendidikan, seharusnya biaya tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru.  

”Saya tak mau menyebut ’GRATIS’ pak, karena makanan itu dari dana pendidikan yang sejatinya bisa meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru, maupun pemenuhan segala kebutuhan Pendidikan,” lanjutnya.

Yang menjadi keresahan Andrimar, daei sekian banyak tenaga kerja yang direkrut untuk kebutuhan MBG tersebut, justru ia merasa jika guru menjadi budak dalam program MBG ini.

Ratang rusak wajib ganti...

Menurutnya, pada saat jam makan siang, guru bertugas membagikan makanan tersebut lalu mengumpulkan tempat makan setelah selesai. ‎

”‎Kami bertugas membagikan makanan ini, mengumpulkan kembali, menghitung, dan mengembalikan rantang kepada pemasok. Kami TIDAK DIBAYAR, sementara jika ada rantang hilang kami WAJIB GANTI,” terangnya.

Lebih dari itu, guru juga diminta untuk mencicipi makanan sebelum dibagikan kepada siswa. Sehingga ia merasa guru tidak dihargai sama sekali.  

”Jadi kami guru ini dijadikan apa??? Tumbal racun?? atau tikus labor? yang nanti kalau mati tinggal buang ke tong sampah,” keluh Andrimar.

Andrimar juga menuliskan jika banyak para ssiwa yang tidak suka dengan menu makanan MBG tersebut.

”O iya, tambahan ya, pak. Anak-anak banyak yang tak suka makanan yang bapak suguhkan, tak bercabai, tak bersantan, tak berasa, dan kata anak-anak tak enak. Bertambah lagi kerja kami memujuk anak-anak agar mau makan dengan berbagai macam kilah dan rayu,” lanjutnya.

Andrimar pun meminta kepada Presiden Prabowo untuk mengkaji ulang program MBG yang dirasa membebani guru tersebut.

”‎Mohon dengan sangat, kaji kembali program ini,” harap Andrimar.

Komentar

Berita Terkini