Konsep kesederhanaan juga diimplementasikan melalui pelibatan UMKM untuk menyediakan makanan selama perayaan.
Panitia berencana mengundang berbagai kalangan yang perlu diperhatikan, termasuk 500 koster gereja, yatim-piatu, 500 guru agama Kristen dan Katolik, 500 guru sekolah Minggu, anak-anak panti asuhan, hingga 500 teman disabilitas atau janda.
Murianews, Jakarta – Perayaan Natal Nasional Tahun 2025 akan diselenggarakan dengan mengedepankan nilai kesederhanaan dan gotong royong, serta fokus pada bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat.
Acara puncak Natal Nasional yang diketuai oleh Maruarar Sirait (Ara) ini akan mengangkat tema ”Tuhan Yesus Hadir untuk Keluarga”.
Ara menjelaskan, tema tersebut dipilih karena menyoroti berbagai permasalahan yang kini dihadapi keluarga di Indonesia, seperti isu ekonomi, psikologis, judi online, dan pinjaman online.
”Ada permasalahan ekonomi, psikologis, judi online, pinjaman online, yang mengganggu ekonomi keluarga, jadi bagaimana Tuhan itu bisa hadir, karena kekuatan itu kan ditanamkan paling penting dari keluarga,” kata Ara usai rapat di Gedung Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Minggu malam (16/11/2025) dikutip dari Antara.
Salah satu poin penting yang ditekankan Ara adalah keputusan Presiden Prabowo Subianto agar perayaan Natal dilaksanakan secara sederhana namun memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
”Kami sepakat untuk perayaan sederhana saja, tetapi menekankan pada memperbanyak bantuan sosial di bidang pendidikan sebesar Rp10 juta per orang, juga bantuan berupa 10 ribu paket sembako,” jelas Ara.
Seluruh anggaran yang digunakan untuk perayaan dan bansos ini murni berasal dari gotong royong masyarakat, tanpa menggunakan dana dari APBN, APBD, maupun BUMN.
Bahkan, dalam acara tersebut, panitia telah berhasil menggalang dana sukarela dari peserta yang hadir sebesar Rp 27 miliar.
Konsep kesederhanaan...
Konsep kesederhanaan juga diimplementasikan melalui pelibatan UMKM untuk menyediakan makanan selama perayaan.
Panitia berencana mengundang berbagai kalangan yang perlu diperhatikan, termasuk 500 koster gereja, yatim-piatu, 500 guru agama Kristen dan Katolik, 500 guru sekolah Minggu, anak-anak panti asuhan, hingga 500 teman disabilitas atau janda.