Kamis, 20 November 2025

Murianews, Rembang – Ada beberapa tradisi yang masih dilestarikan oleh warga Tionghoa di Lasem, Rembang. Salah satunya adalah Sembahyang Rebutan yang digelar di Kelenteng Cuan Kiong, Lasem, Kamis (30/8/2023).

Tradisi ini untuk memberikan penghormatan kepada arwah leluhur. Perayaan yang dikenal juga dengan nama Festival Bulan Hantu atau bulan ke-7 ini selalu jatuh setiap tanggal 15 bulan 7 Imlek.

Usai sembahyang sekitar pukul 16.00 WIB barulah pintu kelenteng dibuka dan prosesi berbagi sesaji yang berisi sembako dimulai. Warga yang sudah menunggu di luar kelenteng sejak pukul 15.30 WIB antusias mengambil sembako tersebut. Sembako menjadi rejeki bagi mereka untuk persediaan kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Damiyatun, salah seorang warga yang ikut mengambil sesaji sembako itu menuturkan selalu datang saat sembahyangan leluhur di Kelenteng Cu An Kiong ini. Kali ini, ia mendapat beras lima kilogram.

”Iya tadi rebutan ini dapat beras satu karung, senang kita warga tidak punya, janda saya mas. Alhamdulillah, beras ini untuk dimasak sendiri, iya selalu datang ke sini kalau pas ada sembahyangan di kelenteng, lumayan mas, ” ungkapnya, dilansir dari laman Pemkab Rembang, Jumat (1/9/2023).

Sementara itu, Ketua Sembahyangan Rudi Hartono menjelaskan, sembahyang rebutan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun. Sembahyang kali ini untuk memberikan penghormatan kepada arwah para leluhur.

”Sembahyang rebutan ini tujuan utamanya menyembahyangi arwah-arwah leluhur yang keluarganya tidak menyembahyangi bisa merasakan nikmatnya makanan yang kita sajikan. Setelah itu untuk masyarakat disekitar kelenteng, umumnya lasem yang merasa kurang mampu juga bisa merasakan kebutuhan pokok yang kita sediakan,” terangnya.

Sembako yang disediakan oleh pengurus klenteng diantaranya beras 5 kg, mi instan dan minyak goreng. Sembako yang dibagikan merupakan sumbangan dari Locu, donatur dan simpatisan kelenteng.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler