Delegasi World Water Forum Diajak Lihat Upacara Segara Kerthi
Dani Agus
Rabu, 8 Mei 2024 21:15:00
Murianews, Jakarta – Indonesia akan menjadi tuan rumah ajang World Water Forum ke-10. Pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia ini akan dilaksanakan di Bali pada 18 hingga 25 Mei 2024.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara World Water Forum ke-10 merupakan kebanggaan tersendiri sekaligus tonggak sejarah perhelatan forum air terbesar di dunia setelah pandemi Covid-19. Acara yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali ini pun akan memperkenalkan keragaman budaya Indonesia, khususnya Bali, kepada para peserta yang hadir.
Berbagai persiapan terus dilakukan seiring makin dekatnya waktu penyelenggaraan. Salah satunya adalah mempersiapkan keragaman budaya Bali, untuk dikenalkan kepada para peserta yang hadir
Pemerintah Provinsi Bali akan mengajak para delegasi World Water Forum ke-10 menyaksikan upacara Segara Kerthi, sebagai simbol bahwa air merupakan komponen penting bagi kehidupan.
Upacara ini menunjukkan bahwa masyarakat Bali memperlakukan dan menjaga air tidak hanya dari sisi fisik tata kelolanya, tapi juga hingga kehidupan spiritual.
”Tata kelola air oleh masyarakat Bali sudah sejak turun temurun dilakukan berdasarkan kearifan lokal. Ini kekuatan budaya yang bisa menjadi contoh baik dan menarik bagi delegasi. Seluruh delegasi akan diajak menyaksikan upacara tersebut di Pantai Kura-Kura,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, dalam Konferensi Pers yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) bertajuk ”Persiapan Bali sebagai Tuan Rumah World Water Forum ke-10” di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Segara Kerthi mengandung makna air sebagai sumber alam tempat leburnya semua kekeruhan, yang harus dilestarikan dengan tidak melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan serta menjaga nilai-nilai kesucian dan keasriannya.
Selain Segara Kerthi, kekuatan budaya lokal yang diyakini menjadi daya tarik delegasi adalah Tari Pendet oleh remaja putri saat tamu negara tiba. Untuk tamu kepala negara, tarian tersebut bahkan dilakukan di depan tangga pesawat. Sedangkan delegasi lainnya dilakukan di pintu masuk gedung VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Maka itu, Dewa Made memastikan seluruh rangkaian penyambutan tamu di World Water Forum ke-10 tersebut akan terselenggara dengan lancar. Sebagai tuan rumah, Pemprov Bali bahkan akan memberikan pelayanan layaknya bagi tamu agung seperti acara internasional sebelumnya yang diselenggarakan di Pulau Dewata.
”Sejak H-2 nanti mulai dari kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga hotel dan jalanan-jalanan yang akan dilalui delegasi saat side event, penjor-penjor yang dalam masyarakat Bali menandakan penyambutan tamu agung sudah dipasang,” ujarnya, dilansir dari laman Kemenparekraf, Rabu (8/5/2024).
Bagi pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali, katanya, kepercayaan dunia tersebut harus dibalas dengan persiapan matang hingga ke hal paling detail. Misalnya rambu lalu lintas, kebersihan, dan keindahan.
Murianews, Jakarta – Indonesia akan menjadi tuan rumah ajang World Water Forum ke-10. Pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia ini akan dilaksanakan di Bali pada 18 hingga 25 Mei 2024.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara World Water Forum ke-10 merupakan kebanggaan tersendiri sekaligus tonggak sejarah perhelatan forum air terbesar di dunia setelah pandemi Covid-19. Acara yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali ini pun akan memperkenalkan keragaman budaya Indonesia, khususnya Bali, kepada para peserta yang hadir.
Berbagai persiapan terus dilakukan seiring makin dekatnya waktu penyelenggaraan. Salah satunya adalah mempersiapkan keragaman budaya Bali, untuk dikenalkan kepada para peserta yang hadir
Pemerintah Provinsi Bali akan mengajak para delegasi World Water Forum ke-10 menyaksikan upacara Segara Kerthi, sebagai simbol bahwa air merupakan komponen penting bagi kehidupan.
Upacara ini menunjukkan bahwa masyarakat Bali memperlakukan dan menjaga air tidak hanya dari sisi fisik tata kelolanya, tapi juga hingga kehidupan spiritual.
”Tata kelola air oleh masyarakat Bali sudah sejak turun temurun dilakukan berdasarkan kearifan lokal. Ini kekuatan budaya yang bisa menjadi contoh baik dan menarik bagi delegasi. Seluruh delegasi akan diajak menyaksikan upacara tersebut di Pantai Kura-Kura,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, dalam Konferensi Pers yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) bertajuk ”Persiapan Bali sebagai Tuan Rumah World Water Forum ke-10” di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Segara Kerthi mengandung makna air sebagai sumber alam tempat leburnya semua kekeruhan, yang harus dilestarikan dengan tidak melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan serta menjaga nilai-nilai kesucian dan keasriannya.
Selain Segara Kerthi, kekuatan budaya lokal yang diyakini menjadi daya tarik delegasi adalah Tari Pendet oleh remaja putri saat tamu negara tiba. Untuk tamu kepala negara, tarian tersebut bahkan dilakukan di depan tangga pesawat. Sedangkan delegasi lainnya dilakukan di pintu masuk gedung VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Maka itu, Dewa Made memastikan seluruh rangkaian penyambutan tamu di World Water Forum ke-10 tersebut akan terselenggara dengan lancar. Sebagai tuan rumah, Pemprov Bali bahkan akan memberikan pelayanan layaknya bagi tamu agung seperti acara internasional sebelumnya yang diselenggarakan di Pulau Dewata.
”Sejak H-2 nanti mulai dari kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga hotel dan jalanan-jalanan yang akan dilalui delegasi saat side event, penjor-penjor yang dalam masyarakat Bali menandakan penyambutan tamu agung sudah dipasang,” ujarnya, dilansir dari laman Kemenparekraf, Rabu (8/5/2024).
Bagi pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali, katanya, kepercayaan dunia tersebut harus dibalas dengan persiapan matang hingga ke hal paling detail. Misalnya rambu lalu lintas, kebersihan, dan keindahan.