Rabu, 19 November 2025

Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh sebuah perusahaan swasta nasional dari Semarang yang bergerak di bidang jasa pengendalian hama (pest control).

Menurut Retna, proses ini memerlukan keahlian dan peralatan khusus agar tidak membahayakan koleksi maupun petugas.

”Hasilnya banyak serangga yang mati karena obat fumigasi. Serangga-serangga inilah yang bisa merusak koleksi museum jika tidak dikendalikan,” jelasnya.

Tahun ini, fumigasi difokuskan pada ruang tengah museum. Diharapkan, efek gas yang digunakan dapat menjangkau ruangan lain.

Adapun ruang khusus tempat Kartini mengajar belum dapat difumigasi, dan kegiatan kali ini tidak mencakup penyemprotan anti rayap karena keterbatasan anggaran.

Retna menambahkan bahwa idealnya kegiatan pengendalian hama ini dilakukan secara berkala, minimal setiap bulan. Namun, kondisi anggaran hanya memungkinkan pelaksanaan satu kali dalam setahun. Pendanaan berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler