Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jepara – Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta menyatakan harga beras memang mengalami kenaikan. Namun sejauh ini kenaikan tersebut masih bisa dikendalikan.

Setelah mengecek langsung di Pasar Jepara II, Edy Supriyanta menyebutkan kenaikan harga berkisar di angka Rp 500 hingga Rp 1000 per kilogram. Kenaikan harga beras di Jepara diketahui tidak berpengaruh pada bahan pangan lainnya.

Misalnya telur ayam justru mengalami penuruan di harga Rp 26 ribu per kilogram yang sebelumnya Rp 27 ribu. Serta harga gula yang mulanya Rp 14.000 per kilogran menjadi Rp 13.500 per kilogram.

”Namun itu tidak memengaruhi daya beli masyarakat dan dapat dipastikan cadangan beras kita aman," ujar Edy mengikuti Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian via Zoom meeting di Ruang Command Center Setda Jepara, Senin (11/9/2023).

Dalam rapat tersebut, Tito menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Agustus Year on Year (YoY) naik 3,27 persen. Menurut Tito angka tersebut naik dari Juli yang sebesar 3,08 persen. Mendagri menjelaskan hal tersebut disebabkan karena kenaikan harga BBM secara global.

Mengenai pengendalian harga dan stok beras, disamping meningkatkan serapan dan produksi beras nasional Tito mengatakan pihak Bulog dan Badan Pangan Nasional (BAPANAS) tengah berupaya semaksimal mungkin.

”Untuk mengintervensi harga beras, Presiden Jokowi mengarahkan agar memberikan bantuan 10 kilogram beras untuk 1 keluarga penerima manfaat (KPM) mulai dari September hingga November," ujar dia.

Apabila hal tersebut tidak memengaruhi penurunan harga, Presiden memberi arahan agar Gubernur, Bupati, dan Walikota dapat menggunakan anggarannya untuk mengintervensi pasar. Harapannya dengan intervensi tersebut harga beras dapat kembali turun.

”Untuk itu mulai Senin, 11 September 2023 ini akan disalurkan bantuan beras untuk 21,3 juta KPM serta telur 1 pack dan daging ayam 1 kilogram untuk 1,4 juta keluarga risiko stunting," imbuhnya.

Editor: Ali Muntoha

Komentar

Terpopuler