Kisah di Balik Lukisan Ratu Kalinyamat yang Kini Beredar Luas
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 10 November 2023 13:15:00
Murianews, Jepara – Ratu Kalinyamat resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, Jumat (10/11/2023) hari ini. Namun saat ini tak ada satu orang pun yang mengetahui secara persis wajah Ratu Kalinyamat. Gambar-gambar yang selama ini muncul hanyalah hasil imajinasi.
Jatmiko Ari (71), bisa jadi adalah satu-satunya orang yang melukis sosok Ratu Kalinyamat. Seniman rupa Jepara itulah yang kali pertama melukis wajah sosok perempuan legendaris tersebut.
”Saya orang pertama yang melukis Ratu Kalinyamat. Saya melukisnya pada tahun 1997,” kata Jatmiko saat ditemui Murianews.com di rumahnya.
Hasrat Jatmiko melukis Ratu Kalinyamat dipantik rasa kekagumannya kepada perempuan pemberani yang memiliki sejarah panjang di masa penjajahan oleh pelaut-pelaut ulung dari Portugis itu.
”Imajinasi saya tentang Ratu Kalinyamat, perempuan ini tidak sekadar perempuan biasa,” ucap Jatmiko.
Melukis Ratu Kalinyamat sangat sulit bagi Jatmiko. Karena memang tidak ada satu pun foto sang ratu.
Jatmiko harus memeras pikiran untuk mendalami sumber-sumber sejarah. Baik berupa catatan, buku, kronik atau dongeng-dongeng yang berkembang di masyarakat.
Dari pendalaman sejarah itu, Jatmiko mendapatkan kesimpulan bahwa Ratu Kalinyamat adalah perempuan pemberani, kaya raya dan berwatak keras. Sifat keras itu terlihat dari cerita tentang Ratu Kalinyamat saat keramas menggunakan darah Arya Penangsang.
”Dari situ, prototipe (lukisan, red) saya harus perempuan yang pemberani, kaya raya dan keras,” ungkap Jatmiko.
Selain bergulat dengan catatan sejarah, Jatmiko juga mendalami Ratu Kalinyamat dengan mengolah rasa dan menjalani laku spiritual. Sebelum melukis, berkali-kali Jatmiko bermeditasi di makam Ratu Kalinyamat di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan.
”Saya mohon izin (kepada Ratu Kalinyamat, red) supaya bisa melukis beliau,” ucap Jatmiko.
Setelah merasa mendapatkan izin, Jatmiko melukis Ratu Kalinyamat dengan gaya Eropa penuh kehati-hatian. Butuh waktu satu bulan untuk menggarap lukisan itu.
Jatmiko harus berkali-kali merevisi lukisannya. Sebab menurut dia, mengimajinasikan sosok Ratu Kalinyamat sangatlah sulit. ”Yang sulit itu menggambarkan gestur dan wajah,” jelas Jatmiko.
Untuk menerjemahkan karakter Ratu Kalinyamat berdasarkan sejarah, Jatmiko juga mendalami primbon-primbon Jawa untuk mendapatkan gambaran karakter itu. Di sana dia temukan konsep dan imajinasi-imajinasi tentang anatomi tubuh berdasarkan karakter.
”Yang paling sulit lagi adalah melukis mata. Karena mata menunjukkan karakter seseorang,” ungkap dia.
Sejauh ini, Jatmiko telah tujuh kali melukis rupa Ratu Kalinyamat dengan berbagai konsep. Dalam setiap lukisannya, Jatmiko selalu merevisi bagian-bagian tertentu yang menurutnya keliru.
Misalnya, pada lukisan pertama Ratu Kalinyamat membawa keris dengan warangka atau selubung bergaya Gayaman, yang notabene muncul di era Kerajaan Mataram. Padahal, Ratu Kalinyamat hidup sebelum masa Mataram.
”Saya keliru, warangkanya ternyata sandang waliyan. Seperti ketika zaman Majapahit,” kata Jatmiko.
Dalam lukisan-lukisannya, Jatmiko selalu menggunakan warna merah. Karena Ratu Kalinyamat merupakan cucu Raden Fatah, Raja Kesultanan Demak yang berdarah China. Warna merah selalu identik dengan China.
Kini lukisan Jatmiko menjadi patron lukisan-lukisan Ratu Kalinyamat lainnya yang muncul belakangan. Jatmiko mengaku masih ingin melukis pahlawan nasional itu lagi. Tentunya dengan konsep-konsep baru berdasarkan pembaharuan riset yang sampai saat ini dia lakukan.
Editor: Ali Muntoha



