Harga Telur di Jepara Tinggi, Telur Pecah-pun Laku Dijual
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 20 Februari 2024 11:50:00
Murianews, Jepara – Harga telur di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terus melambung tinggi. Bahkan dalam kondisi telur pecah juga masih laku dijual.
Lismawati Kusuma Hartini, salah satu warga Kelurahan Panggang, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara mengaku tak sanggup membeli telur utuh. Sebab, harganya terus melesat tinggi.
Saat dia membeli telur di Pasar Jepara II, harga telur utuh Rp 30 ribu per kilogram. Hingga akhirnya dia memilih membeli telur seharga Rp 3 ribu untuk 4 butir telur dalam kondisi pecah.
“Saya terpaksa beli telur yang pecah-pecah. Karena harga telur utuh terlalu mahal,” ungkap Lismawati kepada Murianews.com, Selasa (20/2/2024) di Pasar Jepara 2.
Biasanya, Lismawati membeli telur seperempat kilogram. Saat ini, seperempat kilogram berisi empat telur utuh harganya Rp 9 ribu.
“Kalau yang telur pecah, empat butir harganya Rp 3 ribu,” sebut dia.
Saat membeli telur pecah, dia meminta kepada pedagang untuk mencarikan telur yang biasanya tak laku jual itu. Telur pecah dibungkus plastik bening.
Biasanya, Lismawati akan beli banyak telur pecah. Menurutnya, telur pecah masih bisa dikonsumsi jika langsung dimasak. Namun jika sudah berganti hari, telur pecah sudah membusuk.
“Lumayan kan, bisa lebih irit. Kalau ada barangnya banyak, belinya juga banyak,” ucap Lismawati.
Kenaikan harga telur sudah berlangsung selama dua pekan terakhir. Kenaikan harga telur juga beriringan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. Harga telur yang sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
Sedangkan, harga cabai merah yang sebelumnya Rp 60 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 85 ribu per kilogram. Lalu cabai setan yang sebelumnya Rp 50 ribu per kilogram, menjadi Rp 75 ribu per kilogram.
Sementara untuk beras, harganya kini sudah tembus Rp 15 ribu dan Rp 16 ribu untuk jenis medium. Sedangkan untuk jenis premium sudah tembus Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram. Dua jenis ini mengalami kenaikan harga sekitar Rp 2000 hingga Rp 2.500 per kilogram.
Editor: Budi Santoso



