Sabtu, 14 Juni 2025

Murianews, Jepara – Bencana kekeringan terus meluas di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, karena kemarau mendera. Sampai Rabu (4/9/2024), tercatat ada 5.543 warga Kabapaten Jepara mengalami krisis air bersih.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jepara (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jepara), Muh Ali Wibowo menyebutkan, kekeringan kini sudah melanda lima desa. Krisis air bersih telah menjadi masalah.

Jumlah warga yang mengalami dampak kekeringan, di Kecamatan Donorojo ada di Desa Clering sebanyak 1.969 jiwa dan Desa Sumberrejo 740 jiwa terdampak. Kemudian di Desa Kunir ada 365 jiwa, dan Desa Kaliombo ada 1.219 jiwa. Lalu di Desa Tengguli sebanyak 1.250 jiwa.

Warga di wilayah tersebut semakin sulit mengakses air bersih. Karena sumber air atau sumur mereka telah mengering. Untuk menangani masalah itu, BPBD Jepara telah melakukan pendistribusian air bersih.

''Kami sudah dropping air ke empat desa yang ada di Jepara. Yang terbaru kita droping ke Desa Kaliombo Kecamatan Kedung dan Kunir Kecamatan Keling,'' kata Bowo, Rabu (4/9/2024).

Sedangkan untuk Desa Tengguli masih proses penjadwalan. Untuk desa-desa yang sudah terjadwalkan sebelumnya, pendistribusian air bersih dilakukan dua kali dalam seminggu dengan kapasitas 10 ribu air bersih atau 2 tangki.

Bowo memprediksi kekeringan akan meluas di Jepara, dan berlangsung hingga Oktober 2024. Untuk penyaluran air bersih pihaknya masih mengandalkan alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

''Dropping air saat ini masih menggunakan dana APBD sekitar 30 juta. Kekeringan saat ini diprediksi akan berada di puncaknya pada September hingga Oktober,'' imbuhnya.

Bowo berharap, desa-desa yang mulai mengalami kekeringan semestinya segera membuat laporan kepada BPBD Jepara. Sehingga proses penjadwalan droping air bersih bisa lebih cepat dijalankan.

“Pemerintah desa bisa bersurat kepada BPBD Jepara untuk pengajuakn dropping air bersih,” pungkas dia.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler