Murianews, Jepara – Para pengusaha patung rohani di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kebanjiran order jelang perayaan Natal. Bahkan mereka sampai menghentikan order.

Dandi Setya Prada, Pemilik showroom Sanggar Bukit Akar di sentra patung Mulyoharjo, Kecamatan Jepara mengaku sudah menerima order patung rohani sejak enam bulan lalu. Pesanan yang masuk paling banyak berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Surabaya, Semarang dan Jakarta.

”Pesanan di momen Natal ini sangat banyak sekali. Saya sampai kewalahan, tukang (pekerja) saya juga,” kata Dandi saat ditemui Murianews.com di rumahnya, Senin (2/12/2024).

Order yang paling banyak masuk adalah relief perjamuan agung, meja altar dan patung rohani dengan ukuran bervariasi. Mulai dari 60 sentimeter sampai 2,5 meter.

Dandi mengaku sudah menghentikan order bagi yang ingin pesan kustom. Pasalnya, waktunya sudah mepet Natal.

Dia mengatakan, proses pengerjaan pesanan cukup lama. Untuk satu relief perjamuan kudus misalnya, butuh waktu tiga minggu untuk mengerjakan.

Sementara untuk patung rohani ukuran 60 sentimeter, dibutuhkan waktu sepekan. Jika ukurannya lebih besar, prosesnya bisa sampai satu bulan.

”Kalau waktunya mendesak seperti ini, harus sampai lembur-lembur. Sehingga kalau pesan jauh-jauh hari,” imbuh Dandi.

Paling Murah Seharga Rp 4 juta... 

Soal harga, Dandi membanderol berdasarkan ukuran dan tingkat kerumitan pembuatan. Dia menyebut, paling murah seharga Rp 4 juta. Sedangkan paling mahal bisa sampai ratusan juta rupiah.

Dandi mengaku, tahun ini pesanannya jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Kenaikannya mencapai 70-80 persen dari tahun sebelumnya.

Dia menilai, peningkatan order itu karena kondisi perekonomian secara umum sudah membaik dibanding tahun lalu. Selain itu, kebetulan tahun ini ada banyak gereja yang tengah direnovasi. Sehingga pihak gereja membutuhkan ornamen ataupun benda-benda peribadatan yang baru.

”Misalnya di Semarang dan Bandung, ada gereja yang sedang direnovasi. Pesanannya banyak ke sini. Akibatnya kami kewalahan. Ini sudah saya hentikan order. Karena sudah terlalu banyak order dan waktunya mepet juga,” pungkas Dandi.

Editor: Dani Agus