Ke depan, Andi berharap Perumda mengoptimalkan usaha agribisnis di kawasan Bumi Perkemahan Pakis Adhi, Kecamatan Pakisaji. Selama ini lahan itu ditanami ketela pohon.
”Saya berharap nanti bupati yang baru bisa memberikan penyertaan modal. Sehingga Perumda bisa mengoptimalkan unit-unit bisnis yang sudah ada. Toh, nanti akan masuk sebagai PAD,” harap politisi PDI Perjuangan itu.
Murianews, Jepara – Napas Perumda Aneka Usaha Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kini terengah-engah. Pasalnya, aktivitas usahanya saat ini sedang jeblok.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Aneka Usaha, Nur Cholis mengungkapkan, dari dulu sampai sekarang, perjalanan bisnis badan usaha milik daerah (BUMD) tak selalu mulus.
Misalnya, pada tahun 2019 pernah punya usaha wisata Kelapa Park di Kecamatan Pakisaji. Nilai investasinya Rp 1,2 miliar, tapi nyatanya merugi.
”Tahun 2019 lalu, laba kita dalam setahun tidak ada Rp 200 juta. Akhirnya setor PAD (pendapatan asli daerah) hanya Rp 99 juta,” sebut Nur Cholis usai acara ulang tahun Perumda Aneka Usaha ke-56 di sebuah restoran di Bandengan, Selasa (14/1/2025).
Lalu selama empat tahun berikutnya, laba Perumda meningkat. Secara berturut-turut, pada tahun 2020 labanya Rp 350 juta, Rp 600 juta pada 2021, Rp 1 miliar pada 2022, tahun 2023 Rp 1,5 miliar.
Namun pada tahun 2024 lalu, laba perusahaan turun bebas di angka Rp 400 juta. Penyebabnya, salah satu bisnis andalan, yaitu simpan pinjam dinonaktifkan.
”Kami nonaktifkan usaha simpan pinjam. Karena legalitasnya tidak jelas. Itu sangat berisiko. Akhirnya berpengaruh pada laba secara total. Akibatnya, setoran PAD tentu terpengaruh,” ujar dia.
Nur Cholis menyebutkan, selama Perumda berdiri, Pemkab Jepara telah memberikan penyertaan modal sebesar Rp 16 miliar. Namun sejak tahun 2018 sampai saat ini, pemerintah menyetop penyertaan modal tersebut.
Optimalkan Usaha...
Kendati usahanya sedang jeblok, Nur Cholis tetap berupaya untuk meningkatkan nilai usaha. Antara lain dengan mengoptimalkan usaha-usaha yang sudah ada. Seperti produk air mineral dan kopi bermerek Rojoku, serta videotron.
”Kita kan sudah punya produk sendiri. Mestinya pemerintah daerah menggunakannya. Ini yang saya nilai, sampai saat ini, peran pemerintah daerah membantu Perumda ini bisa eksis ini, saya rasa belum maksimal,” ungkap dia.
Selain itu, pada tahun 2025 ini, Perumda akan menginisiasi unit usaha baru. Yaitu retail dagang sembako yang akan dikolaborasikan dengan masyarakat. Perumda akan menyuplai barang-barang kepada toko-toko mitra.
Sementara itu, Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara, Andi Rokhmat menyatakan bahwa persoalan klasik yang menyelimuti Perumda adalah minimnya bantuan dari pemda.
Tak hanya soal penyertaan modal. Tetapi juga suport pemda sebagai pengguna atau konsumen produk-produk milik Perumda.
Menurut mantan direktur utama Perumda periode 2017-2021 itu, tidak fair bila Perumda yang notabene sebagai BUMD disamakan dengan perusahaan swasta.
”Yang namanya BUMD itu kan setor PAD. Kalau disamakan dengan perusahaan swasta di luar sana, tentu tidak fair,” ujar dia.
Untuk itu, beberapa waktu lalu saat rapat paripurna RAPBD tahun 2025, Andi menyampaikan permintaan agar pemda menggunakan produk Perumda.
Pendapatan...
Selain untuk pertumbuhan bisnis PAD, upaya pemda itu juga bisa menjadikan produk-produk lokal sebagai identitas daerah.
Ke depan, Andi berharap Perumda mengoptimalkan usaha agribisnis di kawasan Bumi Perkemahan Pakis Adhi, Kecamatan Pakisaji. Selama ini lahan itu ditanami ketela pohon.
”Saya berharap nanti bupati yang baru bisa memberikan penyertaan modal. Sehingga Perumda bisa mengoptimalkan unit-unit bisnis yang sudah ada. Toh, nanti akan masuk sebagai PAD,” harap politisi PDI Perjuangan itu.
Editor: Supriyadi