Dua orang yang berhasil menyelamatkan diri, harus menjalani perjuangan berat. Mereka adalah Ariel Sugi Prastyo (18), warga Dukuh Krajan RT 4 RW 4, Suwawal dan Muhammad Robin Syahroni (19) warga Dukuh Pakis RT 2 RW 2, Suwawal, Pakisaji.
Sedangkan Muhammad Nurul Adzim (18), warga RT 5 RW 2 Dukuh Kembul Sari, Suwawal, Pakisaji ditemukan meninggal. Jasadnya ditemukan tertimbun material longsor.
Robin kini sudah berada di rumah setelah mendapatkan perawatan di RSI Sultan Hadlirin Jepara. Sedangkan Ariel masih dirawat intensif di RSUD RA Kartini Jepara, karena kaki kirinya patah.
Robin bercerita, dirinya bersama dua temannya berangkat berkemah di bawah kaki Puncak Candi Angin. Mereka mulai mendaki pukul 14.30 WIB, Selasa (28/1/2025).
Semula, mereka bertujuan akan ke air terjun. Namun mereka salah jalur, sehingga akhirnya memutuskan mendirikan selter dari terpal dan flaysheet yang dibawa.
“Saat itu kondisi gerimis,” kata Robin, Jumat (31/1/2025).
Murianews, Jepara – Tiga korban longsor Jepara di lereng Pegunungan Muria, Desa Tanjung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) sudah ditemukan. Dua orang selamat, sedangkan satu korban ditemukan tak bernyawa tertimbun material longsoran.
Dua orang yang berhasil menyelamatkan diri, harus menjalani perjuangan berat. Mereka adalah Ariel Sugi Prastyo (18), warga Dukuh Krajan RT 4 RW 4, Suwawal dan Muhammad Robin Syahroni (19) warga Dukuh Pakis RT 2 RW 2, Suwawal, Pakisaji.
Sedangkan Muhammad Nurul Adzim (18), warga RT 5 RW 2 Dukuh Kembul Sari, Suwawal, Pakisaji ditemukan meninggal. Jasadnya ditemukan tertimbun material longsor.
Robin kini sudah berada di rumah setelah mendapatkan perawatan di RSI Sultan Hadlirin Jepara. Sedangkan Ariel masih dirawat intensif di RSUD RA Kartini Jepara, karena kaki kirinya patah.
Robin bercerita, dirinya bersama dua temannya berangkat berkemah di bawah kaki Puncak Candi Angin. Mereka mulai mendaki pukul 14.30 WIB, Selasa (28/1/2025).
Semula, mereka bertujuan akan ke air terjun. Namun mereka salah jalur, sehingga akhirnya memutuskan mendirikan selter dari terpal dan flaysheet yang dibawa.
“Saat itu kondisi gerimis,” kata Robin, Jumat (31/1/2025).
Batu berjatuhan...
Robin mengungkapkan, pada pukul 22.00 WIB, sudah ada tanda batu berjatuhan dari atas tebing. Namun mereka tetap tidur dan tidak menyadari bahaya longsor yang sebenarnya mengancam.
Lalu sekitar pukul 23.50 WIB, mereka terbangun karena turun hujan lebat. Karena hujan deras, ketiganya terjaga hingga pukul 02.00 WIB.
Saat itu, dirinya hendak membuat minuman sereal sachet. Namun tiba-tiba ada suara gemuruh dari atas tebing. Dalam waktu sekelebat, tebing runtuh.
“Pertama ada pohon jatuh menimpa kami. Terus disusul tanah itu. Saat itu saya setengah sadar. Saat itu tubuh saya seperti ada yang mendorong dari belakang,” ungkap Robin.
Ketiganya tak bisa lari karena tertimbun material longsoran. Robin sempat berteriak menyebut nama Adzim. Namun yang keluar justru Ariel.
“Terus kami (Robin dan Ariel) jalan ke atas cari tempat aman sampai pagi,” kata dia.
Saat pagi, keduanya sempat mencari Adzim. Namun tak ditemukan. Karena timbunan material longsor sangat banyak.
Gendong Teman...
Sekitar pukul 06.00 WIB, Rabu (29/1/2025), keduanya turun ke bawah mencari pertolongan ke rumah warga. Robin mengaku harus menggendong Adzim yang kakinya sakit terkena runtuhan material sepanjang perjalanan.
Mereka menempuh perjalanan selama tujuh jam hingga sampai ke permukiman warga. Perjalanan itu menjadi lama karena dirinya harus menggendong Ariel yang kakinya patah.
“Saya gendong teman saya menyusuri sungai. Kalau airnya landai, teman saya, saya minta berenang. Kalau arusnya besar, dia saya gendong,” ujar dia.
Sepanjang perjalanan, keduanya tak luput dari rasa lapar. Karena bekal yang dibawa sebagian sudah dimakan saat malam hari dan hilang tertimbun longsor, mereka mencari makanan langsung dari alam.
“Kalau lapar, kami makan jamur dan ubi-ubian,” ujar dia.
Pukul 13.00 WIB, keduanya berhasil sampai di perkampungan terakhir di bawah Pegunungan Muria. Oleh warga Dukuh Njabung, mereka kemudian diselamatkan.
Sementara itu, jasad Adzim ditemukan Tim SAR Gabungan dalam operasi penyelamatan. Tubuhnya berada dalam timbunan material longsoran. Tubuh Adzim ditemukan dalam kondisi tertelungkup tak bernyawa.
Editor: Budi Santoso