Jumat, 11 Juli 2025

Murianews, Jepara – Perang antara Rusia dan Ukraina masih memukul ekspor furnutur dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Akibatnya, target pasar furnitur kemudian diubah dari Amerika dan Eropa dan berpotensi bergeser kembali.

Salah satu pengusaha furnitur sekaligus ketua panita Jepara International Furniture Buyer Weeks (JIF-BW), Muhammad Alhaq mengatakan, kondisi geopolitik masih mengkhawatirkan. Penurunan ekspor ke Amerika-Eropa juga menurun drastis.

”Ekspor ke Amerika-Eropa masih jalan. Tapi semakin sedikit. Karena perang masih terjadi,” kata Alhaq kepada Murianews.com, Senin (10/3/2025).

Dampak negatif dari perang tersebut sudah dirasakan eksportir furnitur Jepara setidaknya sejak pertengahan tahun 2024 lalu. Saat itu, perang antara Palestina dan Israel juga menjadi pukulan telak.

Akibatnya, saat itu jalur kapal di kanal Swiss diblokir dan diganggu. Gangguan tersebut memaksa eksportir menempuh pelayaran semakin jauh dari jalur normal. Yaitu harus memutar ke Tanjung Harapan Afrika yang berimbas pada melebarnya waktu pengiriman hingga dua kali lipat.

Gejolak politik itu membuat biaya ekspor via kapal melambung tinggi. Tak hanya mahal, kapal-kapal juga tak jarang mendapatkan gangguan.

Akibatnya, tak sedikit eksportir yang menahan barangnya karena hitung-hitungan bisnisnya berpotensi merugi.

Melihat situasi seperti itu, lanjut Alhaq, para eksportir furniture bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk menggeser target pasar. Dari yang semula Amerika-Eropa, kini bergeser ke Dubai dan Afrika.

Alasan dipilihnya Dubai-Africa... 

  • 1
  • 2

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler