Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Sebelum jam analog ditemukan, umat Islam memiliki teknologi sederhana untuk menentukan waktu salat. Yaitu jam bencet atau jam matahari.

Di Masjid Jami' Ussisa Alattaqwa, Desa Geneng, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sampai saat ini masih terdapat jam matahari. Usianya sudah ratusan tahun, namun seringkali masih digunakan untuk menentukan waktu salat.

Ahmad Kholif Albasar (48), takmir masjid sekaligus Modin Desa Geneng bercerita, jam bencet tersebut dibuat bersamaan dengan dibangunnya masjid yaitu tahun 1915 masehi atau 1335 hijiriah. 

Benda peninggalan sesepuh desa yang sudah berusia ratusan tahun tersebut sempat hilang. Namun akhirnya ditemukan kembali pada saat dilakukan renovasi masjid pada tahun 2004.  

”Jam ini yang membuat itu namanya Mbah Jamhari, dulu dibuatnya bareng sama dibangunnya masjid tahun 1915. Sempat hilang, terus ketemu lagi waktu bikin pondasi pagar masjid, waktunya renovasi tahun 2004,” katanya, Rabu (26/3/2025).

Jam bencet yang terbuat dari bahan batu tersebut memiliki bentuk seperti balok. Di bagian tengah jam tersebut terdapat lubang memanjang dengan arah vertikal dan horizontal yang digunakan untuk meletakkan batang kayu atau lidi. 

Saat terkena sinar matahari, batang kayu atau lidi tersebut akan membentuk bayangan. Bayangan itulah yang digunakan sebagai patokan datangnya waktu solat. 

Ketika pagi hingga siang, balok tersebut akan dihadapkan ke arah utara untuk mengetahui waktu salat zuhur. Sedangkan siang hingga sore, balok tersebut dihadapkan ke arah timur untuk mengetahui waktu salat asar. 

Patokan waktu salat... 

  • 1
  • 2

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler