Kondisi pasar cenderung ramai, kerap kali dimanfaatkan oknum pedagang untuk melakukan aksi curang itu. Ia pun meminta agar para pedagang tidak main getok harga.
”Kami berharap para pembeli tetap waspada di tengah keramaian. Dan pedagang tidak memanfaatkan momen ini untuk menjual dagangannya dengan harga tidak wajar,” tegas Zamroni, Sabtu (29/3/2025).
Pihaknya tak ingin ada keluhan dari pembeli yang merasa ditengkik penjual Jepara. Sebab, itu akan memberikan kesan buruk bagi Kabupaten Jepara.
”Jangan manfaatkan momen buat menaikkan harga tak jadi tak wajar (getok harga). Nanti pembeli atau wisatawan jadi tidak nyaman. Bahkan bisa jadi enggan kembali lagi ke Jepara,” ujar Zamroni.
Diketahui, saban libur lebaran Idulfitri, Kabupaten Jepara selalu menjadi kota tujuan untuk berwisata. Biasanya, hampir seluruh wisata, terutama pantai, akan ramai selama sepekan setelah lebaran.
Momen itulah yang tak jarang dimanfaatkan pedagang untuk menjual dengan harga tinggi. Sebab wisatawan yang datang tak hanya dari Kota Ukir sendiri. Melainkan dari berbagai kota dan provinsi lain.
Murianews, Jepara – Fenomena getok harga atau menaikkan harga dagangan dengan tarif tak wajar kerap kali muncul saat libur lebaran Idulfitri.
Pemkab Jepara pun melakukan upaya pencegahan yang dapat merusak citra wisata Bumi Kartini. Untuk mencegah aksi getok harga, para pedagang diwajibkan mencantumkan harga dagangan di warungnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara mengatakan, pihaknya sudah berulang kali memberikan imbauan itu pada pedagang, terutama di tempat wisata.
Tujuannya, agar wisatawan bisa membeli dagangan sesuai keinginan dan jangkauannya masing-masing. Daftar harga itu bisa dipasang di daftar menu maupun dipasang di dinding.
Pihaknya pun bakal memberikan teguran bagi para pedagang yang nekat getok harga ke pembeli maupun wisatawan. Sebab, itu akan merusak citra wisata di Jepara.
”Kalau nanti ada yang nengkik (getok harga), kami akan tegur. Pokoknya harus mencantumkan harga di depan. jangan di belakang. Karena itu akan merusak citra wisata sekaligus penjualnya,” tegas Eko.
Sementar itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Jepara, Zamroni Leistiaza mengatakan, aksi oknum pedagang melakukan getok harga berpotensi muncul di momen lebaran.
Pembeli Tetap Waspada...
Kondisi pasar cenderung ramai, kerap kali dimanfaatkan oknum pedagang untuk melakukan aksi curang itu. Ia pun meminta agar para pedagang tidak main getok harga.
”Kami berharap para pembeli tetap waspada di tengah keramaian. Dan pedagang tidak memanfaatkan momen ini untuk menjual dagangannya dengan harga tidak wajar,” tegas Zamroni, Sabtu (29/3/2025).
Zamroni juga mengingatkan kepada para penjual kuliner, baik di tempat wisata maupun lainnya, agar tidak memanfaatkan momen libur lebaran ini sebagai ajang getok harga kepada pembeli.
Pihaknya tak ingin ada keluhan dari pembeli yang merasa ditengkik penjual Jepara. Sebab, itu akan memberikan kesan buruk bagi Kabupaten Jepara.
”Jangan manfaatkan momen buat menaikkan harga tak jadi tak wajar (getok harga). Nanti pembeli atau wisatawan jadi tidak nyaman. Bahkan bisa jadi enggan kembali lagi ke Jepara,” ujar Zamroni.
Diketahui, saban libur lebaran Idulfitri, Kabupaten Jepara selalu menjadi kota tujuan untuk berwisata. Biasanya, hampir seluruh wisata, terutama pantai, akan ramai selama sepekan setelah lebaran.
Momen itulah yang tak jarang dimanfaatkan pedagang untuk menjual dengan harga tinggi. Sebab wisatawan yang datang tak hanya dari Kota Ukir sendiri. Melainkan dari berbagai kota dan provinsi lain.
Editor: Zulkifli Fahmi