”Kami berharap perbaikan ini dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan bagi masyarakat maupun wisatawan yang beraktivitas di wilayah kepulauan,” imbuhnya.
Jika proposal tersebut disetujui, perbaikan infrastruktur ini akan dilanjutkan dengan pengaspalan total pada tahun 2026.
Diketahui, kerusakan jalan yang cukup lama dibiarkan itu membuat masyarakat resah. Sebab satu-satunya akses darat bagi wisatawan tersebut menjadi tak nyaman ketika dilalui.
Murianews, Jepara – Sebagian besar jalan di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) rusak. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Jepara pun akan menggelontorkan anggaran Rp 800 juta untuk melakukan penambalan jalan rusak.
Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jepara Agus Priyadi menyebut, anggaran itu merupakan bagian dari program klinik jalan atau pemeliharaan rutin.
”Klinik jalan rusak Karimujawa telah dimulai sejak Jumat (9/5/2025),” sebut Agus, Sabtu (10/5/2025).
Agus memaparkan, klinik jalan itu sementara ini difokuskan di ruas jalan dalam kota Karimunjawa menuju Desa Kemujan.
Total panjang jalan yang ditambal sekitar 25 kilometer. Penambalan jalan dilakukan dengan metode lapen (lapisan penetrasi) yang kemudian ditutup menggunakan sand sheet untuk memperkuat permukaan.
”Pelaksanaan diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua bulan dengan alokasi anggaran mencapai Rp800 juta,” jelasnya.
Agus menambahkan, perbaikan jalan ini menjadi langkah penting mengingat Karimunjawa merupakan kawasan strategis pariwisata yang membutuhkan dukungan infrastruktur memadai.
Meningkatan kenyamanan...
”Kami berharap perbaikan ini dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan bagi masyarakat maupun wisatawan yang beraktivitas di wilayah kepulauan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pemkab Jepara juga berencana mengajukan proposal kepada pemerintah pusat melalui Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah.
Jika proposal tersebut disetujui, perbaikan infrastruktur ini akan dilanjutkan dengan pengaspalan total pada tahun 2026.
Diketahui, kerusakan jalan yang cukup lama dibiarkan itu membuat masyarakat resah. Sebab satu-satunya akses darat bagi wisatawan tersebut menjadi tak nyaman ketika dilalui.
Editor: Anggara Jiwandhana
