Kamis, 20 November 2025

Suyadi bercerita, saat sudah ada pohon pisang di halaman SD Negeri 10 Karanggondang itu, anak-anak sedang jam olahraga. Ada salah satu siswa yang tak sengaja merobohkan beberapa pohon. Tiba-tiba, mereka dimarahi ahli waris tanah itu.

“Dari ahli waris ada yang marah. Ada yang bentak anak. Jadi saya merasa terlalu keberatan, terbebani dan tidak nyaman dengan adanya KBM (kegiatan belajar mengajar),” ungkap Suyadi.

Dengan kondisi seperti itu, Suyadi mengaku bingung harus berbuat apa. Akhirnya dia melapor kepada pemerintah agar bisa diberi solusi atas sengketa lahan yang terjadi saat ini.

Sebab selain insiden pohon pisang itu, Suyadi mengungkapkan, di waktu-waktu yang lalu, ahli waris kerap membuat pihak sekolah tidak nyaman. Antara lain ketika ada materi pelajaran praktik menanam pohon di sekitar sekolah, ahli waris itu melarangnya.

Bahkan saat pihak sekolah memasang jaring untuk menghalau ayam agar tak masuk dan mengotori lingkungan sekolah, ahli waris pun mencegahnya. Situasi ini dirasakan sangat menganggu kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 10 Karanggondang.

“Buka (jaring), tanahnya siapa itu kamu pasang. Itu tanah orang tua saya,” ujar Suyadi menirukan ucapan ahli waris tersebut.

Meskipun tak pernah diusir secara langsung karena sengketa lahan ini, Suyadi mengaku berbagai intimidasi yang diterimanya telah membuat tidak nyaman. Baik secara pribadi maupun secara kelembagaan.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler