Rabu, 19 November 2025

 

Melihat angka itu, Ali mengajak seluruh camat dan satuan pendidikan untuk turun langsung mengajak kembali anak-anak ke bangku sekolah.

”Kami sampaikan semua camat, untuk ditemukan data itu. Anaknya diajak, dirayu untuk kembali bersekolah. Kalau tidak sekolah reguler, bisa kejar paket. harapannya mereka lulus SLTA atau SMA dan MA,” imbuh Ali.

Banyaknya ATS itu, ungkap Ali, disebabkan sejumlah faktor. Terbanyak karena masalah ekonomi dan malas.

”Kemungkinan dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Ada yang sudah malas tidak mau sekolah,”ujarnya.

Tak hanya itu, Ali juga menyebut ada anak yang tak melanjutkan kembali sekolahnya karena mendapatkan bully di lingkungannya.

Di sisi lain, Ali juga mengatakan bahwa penyandang dissabilitas menjadi penyumbang ATS terbesar. Hal itu cukup rasional, sebab di Kota Ukir hanya terdapat satu sekolah luar biasa (SLB).

”Mereka yang berkebutuhan khusus karena SLB kami hanya satu. Padahal banyak saudara kita kemampuan khusus banyak juga, selain itu juga ada sudah menikah, bekerja, sedikit ada kena bully. Tapi memang paling banyak karena ekonomi dan kebutuhan khusus,” tandasnya.

Editor: Anggara Jiwandhana

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler