Marsudi beralasan, di wilayah itu tidak ada orang yang beternak kambing Boer yang biasa disebut sebagai kambing pedaging itu. Selain itu, secara genetik, kambing jenis ini tak begitu berbau dibanding jenis lainnya. Kambing Boer yang notabene habitatnya di Afrika, mudah menyesuaikan diri dengan kondisi geografis di Indonesia.
“Perawatannya lebih gampang. Dia mudah menyesuaikan dengan lingkungan, lebih tahan terhadap penyakit,” jelas dia.
Sementara di sisi bisnis Kambing Boer ini, Marsudi melihat prospeknya sejauh ini dan untuk waktu mendatang masih menjanjikan. Ada dua bisnis yang dijalankan dalam beternak kambing Boer ini.
Pertama, Marsudi menjual daging kambing boer kepada masyarakat. Daging dijual seharga Rp 80 ribu per kilogram. Daging kambing Boer laris diburu masyarakat yang punya hajat. Atau akan semakin ramai bila momen hari raya kurban.
Ke dua, Marsudi melayani persilangan atau genetik. Saat ini sudah ada kawin silang antara kambing kampung dengan kambing Boer. Ada beberapa seri yang ditawarkan. Misalnya untuk seri 3, dihargai Rp 4,5 juta. Sedangkan untuk seri darah murni, harganya mencapai Rp 15-20 juta.
Murianews, Jepara – Marsudi, warga Desa Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, memilih menjadi peternak kambing jenis boer. Pilihannya bukan tanpa alasan, sebab kambing jenis ini harganya selangit.
Tak seperti peternakan di kampung-kampung milik warga, peternakan kambing Boer milik Marsudi itu terlihat lebih modern, bersih dan enak dipandang. Meskipun penampung kotorannya di bawah kandang, nyaris tak berbau.
“Karena makannya kering, konsentrat. Jadi tidak bau. Beda kalau makannya jenis basah, pasti bau,” kata Marsudi saat ditemui Murianews.com di kandang Kambing Boer miliknya, Selasa (11/11/2025).
Usaha peternakan kambing boer itu dirintisnya selepas pensiun sebagai pegawai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2021. Marsudi memutuskan menikmati masa pensiun dengan menjadi peternak kambing Boer.
Usahanya dimulai dengan membeli 35 ekor kambing Boer. Saat itu, kambing boer dibelinya dari Lampung, Jawa Timur dan Australia.
Harga bibit satu ekor Kambing Boer jenis kepala warna merah berbadan putih usia 10 bulan dari Australia bisa mencapai Rp 30 juta. Sedangkan untuk warnanya merah utuh harganya minimal bisa mencapai Rp 35 juta per ekor.
“Saat ini di kandang ada 140-an ekor,” sebut Marsudi.
Pedaging...
Marsudi beralasan, di wilayah itu tidak ada orang yang beternak kambing Boer yang biasa disebut sebagai kambing pedaging itu. Selain itu, secara genetik, kambing jenis ini tak begitu berbau dibanding jenis lainnya. Kambing Boer yang notabene habitatnya di Afrika, mudah menyesuaikan diri dengan kondisi geografis di Indonesia.
“Perawatannya lebih gampang. Dia mudah menyesuaikan dengan lingkungan, lebih tahan terhadap penyakit,” jelas dia.
Sementara di sisi bisnis Kambing Boer ini, Marsudi melihat prospeknya sejauh ini dan untuk waktu mendatang masih menjanjikan. Ada dua bisnis yang dijalankan dalam beternak kambing Boer ini.
Pertama, Marsudi menjual daging kambing boer kepada masyarakat. Daging dijual seharga Rp 80 ribu per kilogram. Daging kambing Boer laris diburu masyarakat yang punya hajat. Atau akan semakin ramai bila momen hari raya kurban.
Ke dua, Marsudi melayani persilangan atau genetik. Saat ini sudah ada kawin silang antara kambing kampung dengan kambing Boer. Ada beberapa seri yang ditawarkan. Misalnya untuk seri 3, dihargai Rp 4,5 juta. Sedangkan untuk seri darah murni, harganya mencapai Rp 15-20 juta.
Editor: Budi Santoso