Rabu, 19 November 2025

Berdasarkan keterangan Polisi, Khoiriyah belum lama menjadi ART di rumah majikannya yang berinsial JR (40) di Desa Ngasem, Kecamatan Batealit. Hanya sekitar dua pekan sebelum meninggal dunia.

Sedangkan rumahnya di Desa Kerso dibiarkan kosong. Hanya kios saja yang disewakan kepada rekannya yang bernama Nurasinta.

Baru sekitar dua pekan kios itu digunakan Asinta untuk berjualan sembako. Disebutkan, kios itu disewa Rp 16 juta untuk jangka waktu 10 tahun.

“Uang sewa sudah saya lunasi semua. Bahkan sebelum almarhumah pergi dari sini,” kata Asinta.

Setidaknya dalam dua bulan terakhir, lanjut Asinta, Khoiriyah yang diketahui menjadi ART, kerap menghubunginya untuk berbagai keperluan. Namun setidaknya dalam sebulan terakhir, Khoiriyah lebih sering bertanya soal uang kepadanya.

“Dia memang sering tanya uang ke saya. Tapi saya enggak tahu mau dibuat apa. Katanya sih, untuk keperluan pribadinya,” ungkap Asinta.

Dalam pesan singkat lewat WhatsApp pada 6 November 2025 lalu, Khoiriyah meminta tolong kepada Asinta untuk mencarikan uang Rp 1 juta. Namun permintaan itu tak dipenuhi.

Kemudian pada Jumat (7/11/2025) sore, Khoiriyah kembali mengirim pesan singkat kepada Asinta seolah-olah sedang bersedih. Namun Asinta tak mengerti apa maksud almarhumah yang berprofesi sebagai ART ini.

“Dia WA saya : bun (disertai emotikon menangis). Terus saya jawab: piye mbak. Aku durung ono duit. Durung dikei karo wong kudus (Gimana mbak. Saya belum ada uang. Belum diberi sama orang Kudus). Setelah itu tak ada jawaban apapun,” begitu petikan pesan WhatsApp terakhir Khoiriyah yang ditunjukkan Asinta kepada Murianews.com.

Meninggal...

Komentar

Terpopuler