Kudus Alami Deflasi 0,17% di Mei 2024, Ini Kelompok Pendorongnya
Muhamad Fatkhul Huda
Selasa, 4 Juni 2024 12:42:00
Murinews, Kudus – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus mencatat adanya deflasi di bulan Mei 2024 sebesar 0,17% secara Month on Month (MoM). Sedangkan inflasi tahunan sebesar 2,67% (YoY).
Akibat deflasi itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Mei 2024 di Kabupaten Kudus mencapai 106,34. Nilai ini turun dari bulan April 2024 yang mencapai 106,52.
Kepala BPS Kudus Eko Suharto menyampaikan kelompok yang mendorong deflasi di bulan Mei 2024 terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau. Angka deflasinya mencapai 0,30% dan andil deflasinya sebesar 0,19%.
”Angka deflasi terbesar di kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan nilai 0,30%,” katanya saat konferensi pers yang digelar di Aula Kantor BPS Kudus, Selasa (4/6/2024).
Ia mengungkapkan lima komoditas penyumbang deflasi di bulan Mei 2024. Mulai dari beras, tomat, angkutan antarkota, cabai rawit, hingga daging ayam ras.
”Komoditas penyumbang deflasi antara lain beras dengan deflasi 0,14%, tomat besarannya 0,06%, angkutan antar kota andil deflasinya 0,05%, cabai rawit andil deflasinya 0,04, dan daging ayam ras dengan andil deflasi 0,03%,” terangnya.
Sedangkan kelompok pendorong inflasi adalah perawatan pribadi, penyedia makanan dan minuman atau restoran, pakaian dan alas kaki.
”Perawatan pribadi sebesar 0,30%, penyedia makanan dan minuman 0,17%, pakaian dan alas kaki sebesar 0,14%,” ujarnya.
Eko mengutarakan lima komoditas pendorong inflasi di bulan Mei 2024. Cabai rawit, Sigaret Kretek Mesin (SKM), tarif parkir, telur ayam, dan bawang merah menjadi komoditas pendorong inflasi di Kudus.
”Lima komoditas pendorong inflasi adalah cabai rawit dengan andil inflasi 0,06%, SKM andil deflasi 0,04%, tarif parkir dan telur ayam ras masing-masing 0,03%, dan bawang merah dengan andil inflasi 0,02%,” jelasnya.
Ia menuturkan inflasi di Kabupaten Kudus cenderung masih aman. Namun ia menghimbau untuk tetap berhati-hati dengan perubahan yang bisa saja terjadi.
”Hati-hati menghadapi kedepannya, persediaan bahan pangan, kekeringan, dan perubahan iklim harus tetap diwaspadai agar tidak ada inflasi yang dalam,” ungkapnya.
Editor: Supriyadi



