Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kondisi tidak mengenakan dialami oleh para pedagang Pasar Bitingan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Beberapa tahun ini kiosnya sepi pengunjung.

Pasar seperti sebuah bangunan kosong yang tidak lagi diminati, seperti dulu. Barang dagangan tidak banyak yang melirik.

Endah Susanti (44), salah satu pedagang di Pasar Bitingan menyebut, sepinya pasar sudah berlangsung lama. Ia menyatakan, pasar tradisional kalah dengan toko online.

”Kalau di online itu harganya bisa lebih murah, terus bisa langsung sampai rumah. Pasar di depan brak pabrik juga berpengaruh, karyawan pabrik yang dulu sering kesini sudah jarang karena ada pasar di sana,” katanya kepada Murianews.com, Rabu (24/7/2024).

Ia mengungkapkan, dalam setiap harinya barang dagangannya belum tentu terjual. Bahkan, sering dalam lima hari tidak ada pembeli yang mampir.

”Pasar ramai itu kalau saat puasa, menjelang lebaran. Ramai di momen itu saja. Setelah itu sepi lagi,” ungkapnya.

Dibalik sepinya pembeli, ia merasa terbebani dengan kebijakan retribusi pasar. Ia merasa dengan membayar secara bulanan kurang layak.

Setiap bulan Endah membayar retribusi sebesar Rp 40 ribu. Kalau dihitung-hitung tentu tidak bisa meraih keuntungan.

”Belum bayar listrik setiap bulan Rp 20 ribu. Lalu bayar parkir Rp 3 ribu per hari total jika sebulan berangkat terus Rp 90 ribu. Pengeluarannya lebih banyak dari pemasukan,” terangnya.

Ia berharap, pasar bisa ramai seperti dulu lagi. Pengelola pasar tidak terlalu menekan pedagang terkait pembayaran retribusi.

Ia menginginkan pembayaran retribusi kalau tokonya buka. Jika toko tutup tidak dihitung membayar retribusi.

”Kami di paguyuban sudah menyampaikan beberapa usulan tapi terkadang tidak ditanggapi serius. Ini kondisi sepi banyak yang rusak belum diperbaiki juga,” tegasnya.

Sepinya pembeli berujung pada kosongnya kios-kios di Pasar Bitingan. Banyak kios yang ditinggal oleh pemiliknya.

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler