Angkat Lakon Ini, Wayang Orang di HUT Kudus Meriah
Muhamad Fatkhul Huda
Jumat, 20 September 2024 12:57:00
Murianews, Kudus – Pementasan wayang orang dalam rangka memperingati HUT ke-475 Kabupaten Kudus di Balai Jagong Kudus berlangsung meriah, Kamis (19/9/2024) semalam. Berbagai kalangan, baik tua dan muda turut menyaksikannya pagelaran tersebut.
Plt Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus Vitria mengatakan, pertunjukan wayang orang yang mengangkat lakon Sirnaning Angkoro Murko itu berlangsung mulai pukul 19.00 WIB.
Sebelum itu, para warga yang sudah hadir juga dihibur dengan tarian-tarian yang dibawakan oleh anak-anak sekolah. Hal ini juga sukses mematik para orang tua untuk menyaksikan pagelara dengan hidmat.
”Pada HUT Kudus ini, berbagai macam kegiatan dilaksanakan termasuk pagelaran wayang orang di malam hari ini. Kegiatan ini menjadi sarana penyampaian nilai moral kepada masyarakat,” ujarnya saat membuka acara.
Ia mengatakan dalam rangka memperingati hari jadi ini bisa menjadi momen untuk memahami kebudayaan yang tumbuh di Kudus. Sebab, Kabupaten Kudus memiliki banyak sekali kebudayaan yang perlu dilestarikan.
Ia berharap masyarakat bisa turut berperan aktif dalam menjaga warisan budaya itu. Ia merasa bangga terhadap antusias masyarakat yang menghadiri acara pada malam itu.
Dalam pantauan Murianews.com, pertunjukan wayang orang itu menceritakan tentang perang Bharatayudha. Di mana para Pandawa bertarung dengan para Kurawa.
Peperangan dimulai dengan menarik karena dibumbui dengan atraksi-atraksi ciamik. Hingga akhirnya lakon ditutup setelah Patih Sengkuni dibunuh oleh salah satu Pandawa, Werkudara.
Pagelaran ini membawa cerita perang bharatayudha yang mengandung pesan semua kejahatan akan ditumpas dengan kebaikan. Pada cerita ini, para Pandawa yang berjumlah lima itu meliputi, Puntadewa, Werkudara, Arjuna, Nakula, dan Sadewa digambarkan sebagai pihak kebaikan.
Mereka bertujuan menumpas Kurawa yang berjumlah ratusan. Para Kurawa digambarkan sebagai pihak kejahatan karena memimpin negara dengan semena-mena dan menyusahkan rakyatnya.
Diakhir pagelaran diisi pembawaan lagu-lagu dari para sinden. Hingga larut malam, para penonton dari usia anak hingga tua masih setia menontonnya.
Editor: Supriyadi



