’’Ini diutamakan pada tanaman pangan, selain itu tidak diprioritaskan,’’ ungkapnya.
Minan mengungkapkan, pada 2024 ini penyerapan pupuk di Kudus rata-rata sudah mencapai 60 persen. Paling besar di daerah Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus yang diperkirakan sudah mencapai 80 persen.
Menurutnya penyerapan ini berbeda-beda karena melihat kondisi yang terjadi. Bagi wilayah yang kurang potensial melakukan penanaman cepat maka masih rendah.
’’Serapan ini perlu dihitung sebab kalau rendah tahun depan bisa dikurangi alokasinya,’’ pungkasnya.
Murianews, Kudus – Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memastikan persediaan dan distribusi pupuk aman menjelang Masa Tanam Pertama (MT1) 2024.
Pihaknya pun selalu mengawasi distribusi dari distributor maupun kios pupuk lengkap (KPL).
Kabid Fasilitas Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen, Minan Muchamad mengatakan, pihaknnya terus melakukan pengawasan pendistribusian pupuk. Ia menyebut minimal timnya menyidak di lapangan sebulan sekali.
’’Minimal sebulan sekali, ada tim khusus untuk menyidaknya. Tim itu terdiri dari Dinas Perdagangan, Bidang perekonomian pemkab, Polres Kudus, dan Dispertan,’’ ungkapnya kepada Murianews.com, Selasa (15/10/2024).
Pengawasan itu dilakukan guna memastikan kelancaran dan ketepatan penyaluran pupuk hingga ke petani. Ia mengatakan, jika ada penyelewengan dalam pendistribusian pupuk akan langsung berurusan dengan pihak kepolisian.
Minan menyatakan, proses distrubusi pupuk harus sesuai dengan aturan mainnya. Saat ini, lebih diperketat dengan kesesuaian data dengan e-alokasi.
’’Bagi petaninya sudah dipermudah, cukup menggunakan kartani atau KTP sudah bisa. Semua sudah terdata di e-alokasi. Kami memastikan petani mendapat sesuai dengan yang ada di e-alokasi,’’ ujarnya.
Ia mengutarakan, monitoring ini dilakukan untuk melihat ketersediaan pupuk. Apabila ada kekurangan maka disdag akan melaporkan ke distributor agar segar mengirimkan pupuk.
Ia menyatakan, untuk alokasi kali ini, pupuk hanya bisa digunakan untuk pertanian yang menanam tanaman pangan. Selain tanaman itu, tidak masuk ke dalam alokasi yang tersedia.
’’Ini diutamakan pada tanaman pangan, selain itu tidak diprioritaskan,’’ ungkapnya.
Minan mengungkapkan, pada 2024 ini penyerapan pupuk di Kudus rata-rata sudah mencapai 60 persen. Paling besar di daerah Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus yang diperkirakan sudah mencapai 80 persen.
Menurutnya penyerapan ini berbeda-beda karena melihat kondisi yang terjadi. Bagi wilayah yang kurang potensial melakukan penanaman cepat maka masih rendah.
’’Serapan ini perlu dihitung sebab kalau rendah tahun depan bisa dikurangi alokasinya,’’ pungkasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi