Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – PT Pupuk Indonesia menyaring persoalan petani terkait penyaluran pupuk di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2024). Kedatangannya dalam rangkaian program PI Menyapa.

Kegiatan itu digelar di Gedung PGRI Grobogan dan dihadiri sekitar 200 orang. Mereka merupakan para petani, distributor pupuk, dan kios penyalur pupuk.

Direktur PT Pupuk Indonesia Ninis Kesuma Andriani mengatakan, kegiatan itu dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan petani di lapangan. Sehingga, dirinya bersama Kementerian Pertanian yang juga hadir dalam acara itu bisa langsung memberikan solusi.

’’Kami ingin dengan PI Menyapa, mengetahui apakah ada permasalahan di lapangan. Kalau memang ada, kira-kira kami diskusikan bagaimana penyelesaiannya. Bagaimana ke depan perbaikan-perbaikan,’’ ujar dia.

Ninis menerangkan, pihaknya memiliki tugas menyalurkan pupuk sudsidi yang kuotanya naik signifikan. Yakni dari awalnya sebanyak 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Karena itu, pihaknya berharap melalui agenda itu, penyalurannya benar-benar tepat sasaran.

’’Ini perlu disosialisasikan ada kenaikan alokasi. Kami ingin target akhirnya penyaluran optimum dan koreksi-koreksi minim. Sehingga kami mengundang seluruh stakeholdernya,’’ katanya.

Ninis melanjutkan, verifikasi dan validasi dari Kementan, nantinya akan memverifikasi dan memvalidasi itu. Apakah memang benar sudah diterima oleh yang berhak dengan jumlah yang benar.

Lebih lanjut, Ninis mengatakan, penambahan alokasi pupuk itu memang menanggapi keluhan petani pada awal tahun saat diumumkan alokasi pupuk yang dirasa kurang. Kemudian, per April 2024 lalu, alokasi pupuk dinaikkan signifikan.

’’Awal-awal tahun ada suara-suara pupuk langka, makanya ditambah. Kami tadi sampaikan, secara nasional (realisasinya mencapai) 40 persen. Kami benar-benar terjun (ke lapangan) agar petani tebus. Takutnya ada petani tidak tebus dengan tambahan alokasi itu,’’ ungkap Ninis.

Ninis mengatakan, program dari Pupuk Indonesia tidak hanya PI menyapa. Dijelaskannya, ada program lainnya yang juga ditujukan untuk menyaring pertanyaan dan keluhan petani.

’’Ini hanya salah satu program. Ada yang skala lebih kecil, ada rembug tani, kira-kira permasalahannya apa kita akan catat. Kalau kita bisa jawab, kita jawab. Kalau soal kebijakan, kan harus eskalasi ke atas. Karena kebijakan di Kementan. Ada juga program tebus bersama biar petani semangat untuk menebus pupuknya,’’ tandasnya.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler