Mulanya ia membuat percobaan dengan satu kolam. Percobaan itu dari rasa penasarannya, sebab ia sebelumnya hanya penyuplai sekam.
’’Awalnya diajak teman terus membuat satu kolam lele pada tahun 2011. Karena belum pernah dan tidak mengetahui secara mendalam tentang lele sempat jatuh bangun,’’ terangnya pada Murianews.com, Sabtu (23/11/2024).
Kurangnya pengetahuan tentang membudidaya lele, ia pun sempat salah membeli bibit ikan lele. Bibit yang dibelinya pun sering terkena penyakit dan mati.
Kesalahan itu terus berjalan hingga hampir sekitar satu tahun. Karena tak mau merugi, ia pun kemudian mulai serius mendalami pembudidayaan ikan lele.
’’Saya belajar mandiri cari ke mana-mana hingga akhirnya menemukan satu penjual benih lele yang bagus. Ia bisa mengarahkan dan mempunyai kualitas yang bagus,’’ ujarnya.
Murianews, Kudus – Berawal dari iseng dan belajar secara mandiri, Suyatno (54) pembudidaya ikan lele asal Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah meraih sukses.
Mulanya ia membuat percobaan dengan satu kolam. Percobaan itu dari rasa penasarannya, sebab ia sebelumnya hanya penyuplai sekam.
Karena usahanya terus mengalami pasang surut, ia kemudian mencoba membudidaya ikan lele setelah diajak seorang teman.
’’Awalnya diajak teman terus membuat satu kolam lele pada tahun 2011. Karena belum pernah dan tidak mengetahui secara mendalam tentang lele sempat jatuh bangun,’’ terangnya pada Murianews.com, Sabtu (23/11/2024).
Kurangnya pengetahuan tentang membudidaya lele, ia pun sempat salah membeli bibit ikan lele. Bibit yang dibelinya pun sering terkena penyakit dan mati.
Kesalahan itu terus berjalan hingga hampir sekitar satu tahun. Karena tak mau merugi, ia pun kemudian mulai serius mendalami pembudidayaan ikan lele.
’’Saya belajar mandiri cari ke mana-mana hingga akhirnya menemukan satu penjual benih lele yang bagus. Ia bisa mengarahkan dan mempunyai kualitas yang bagus,’’ ujarnya.
Mengais Hasil...
Keteguhannya itu membuahkan hasil, selang beberapa tahun ia mulai mengembangkan kolam budidayanya. Kini, ia pun telah memiliki 62 Kolam lele.
Kolam dengan diameter 2 meter dan 3 meter itu mampu menampung ribuan lele. Ia pun mulai mengais hasilnya dengan panen sekitar 2 ton setiap bulannya.
Mulanya, Suyatno menjual ikan lelenya dengan berkeliling. Perlahan, ia pun menemukan metode yang tepat dengan menjual langsung ke pelanggan.
’’Kami itu menjual langsung ke pelanggan atau konsumen bukan ke tengkulak, ke rumah makan dan sebagainya. Jadi kalau ada permintaan langsung kami panen,’’ ungkapnya.
Ia mengaku, sebenarnya hasil dari budidaya sangat tipis. Terlebih saat sudah mengganti pakannya dari pakan alternatif ke pakan pabrikan.
’’Kalau dihitung lebih murah pakan alternatif tapi karena masalah bau jadi beralih ke pakan pabrikan. Meskipun keuntungannya sedikit dan dulu pernah jatuh bangun tapi tetap saya usahakan. Mungkin karena senang jadi tetap menggelutinya,’’ ungkapnya.
Editor: Zulkifli Fahmi